Saat ini sudah tidak asing lagi bagi kita melihat anak-anak sudah bisa memainkan gadget, bahkan mempunyai gadget sendiri. Ketika banyak anak-anak yang sudah terbiasa menggunakan, dan berinteraksi dengan menggunakan gadget, baik itu tujuan komunikasi, bermain media sosial, atau bermain game. Beberapa hal tersebut memang sangat dekat dengan dunia anak saat ini, karena mereka lahir di dunia dengan keberadaaan teknologi yang sudah sangat maju.
Meskipun begitu, kondisi ini dapat memberikan berbagai tantangan dan fenomena baru. Salah satunya adalah fenomena kecanduan game online. Dimana saat ini banyak anak-anak mulai mengahabiskan waktunya untuk bermain game online. Hal ini tidak lain karena pengaruh game yang semakin beragam dan menarik. Game online kini hadir dengan berbagai pilihan mulai dari game aksi, arcade, puzzle, dan lain sebagainya. Selain disertai dengan animasi yang menarik, beberapa game online memungkinkan setiap usernya saling berkompetisi dan melatih kerjasama tim.
Anak-anak cenderung menyukai suatu hal yang menyenangkan, termasuk main video game. Hal itu membuat anak-anak sering kali menghabiskan banyak waktu untuk bermain game, bahkan sampai kecanduan. Sebenarnya boleh saja jika membiarkan si kecil sesekali bermain game untuk mengisi waktu. Namun, hal ini bisa memicu dampak yang tidak baik jika terlalu sering.
Bermain game pada umumnya dilakukan untuk menghabiskan waktu senggang atau menjadi salah satu hiburan tersendiri. Dengan bermain game, akhirnya waktu senggang jadi terasa lebih menyenangkan. Terutama ketika bermain game online bersama teman-teman. Dengan bermain game bisa menghilangkan setres yang dialami.
Teori yang digunakan adalah Teori Ketergandungan Media (Dependecy Media Theory). Secara sederhana, teori ketergantungan media ini menjelaskan bahwa semakin besarnya pengaruh sebuah media terhadap pengguna media, maka akan semakin kuat tingkat ketergantungan individu pada media yang digandrungi. Menurut Melvin DeFleur dan Sandra Ball-Rokeach (1975:261:263) mengmukakan bahwa semakin besar kebutuhan pada media, maka akibatnya rasa ketergantungan akan semakin kuat. Semakin besar kemunginan bahwasannya media dan pesan yang disampaikan akan memiliki efek. Tidak semua orang akan dipengaruhi oleh media yang sama, namun mereka yang memiliki kebutuhan yang lebih banyak terhadap suatu media akan merasakan ketergantungan sehingga dampaknya akan berpengaruh dalam kehidupannya.
Teori di atas sangat cocok dengan saat ini, di mana berbagai macam media muncul dengan sarananya, yang kemudian tiap individu bergantung pada media-media tersebut. Akhirnya banyak dari mereka memiliki sifat ketergantungan pada media secara positif maupun negatif. Seperti yang kita bahas kali ini yaitu kecanduan game online. Game saat ini semakin berkembang dan menarik, fitur serta grafis permainan yang semakin bagus dan nyata jadi alasan banyak orang untuk memainkannya. Selain menjadi sarana komunikasi sesama pengguna, game juga berguna menghilangkan rasa lelah dan jenuh setelah beraktivitas. Game online merupakan permainan berjenis digital yang dapat dimainkan dengan menggunakan konektsi internet. Kecanduan game online dapat memberikan dampak buruk terhadap anak, sehingga diperlukan upaya agar anak-anak terhindar dari kecanduan game online, peran orang tua sangat penting di sini, dimana orang tua harus bersikap tegas dan mengawasi si anak agar tidak terlalu sering memainkan game online.
Kardefelt-Winther (2017) menjelasakan bahwa pada awalnya kecanduan hanya berkaitan dengan zat adiktif (alkohol, tembakau, dan obat-obatan terlarang). Namun, saat ini konsep kecanduan telah bekermbang (Alexander, 2010: Peele, 2004). Istilah kecanduan berkembang seiring dengan perkembangan kehidupan masyarakat, sehingga isitlah kecanduan tidak hanya melekat pada obat-obatan tetapi dapat juga melekat pada kegiatan atau suatu hal tertentu yang dapat membuat seseorang ketergantungan, baik secara fisik atau psikologis.
World Health Organization (2018) mendefinisikan kecanduan game online sebagai gangguan mental yang dimasukan ke dalam International Classification Of Diseases (ICD-11). Hal ini ditandain dengan gangguan kontrol atas game dengan meningkatnya prioritas yang diberikan pada game lebih dari kegiatan lain. Perilaku tersebut terus dilanjutkan walaupun memberikan dampak negatif pada dirinya.
Sudah banyak kasus yang terjadi karena kecanduan game online, mulai dari kriminalitas, meninggal dunia, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Baru-baru ini terjadi kasus dua anak cimahi berhenti sekolah setahun gara-gara kecanduan game online, dua anak tersebut terpaksa berhenti sekolah karena harus menjalani perawatan dan pemulihan kesehatan jiwa. Ada juga kasus di mana anak kelas 1 SMP di Subang meninggal dunia, anak tersebut didiagnosa mengalami gangguan syaraf. Pihak keluarganya menyebut penyakit itu dikabarkan karena kecanduan bermain game online.
Dari contoh kasus di atas, maka orang tua harus lebih berhati-hati lagi dan lebih tegas terhadap anaknya, agar tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Dampak negatif dari kecanduan game online itu sendiri sebagai berikut :
- Kesehatan Mata Terganggu
- Gangguan Motorik
- Nyeri Sendi
- Menurunkan Tingkat Konsentrasi Anak
- Anak Kurang Bersosialisasi
- Masalah Komunikasi
- Anak Jadi Lebih Agresif
Sebagai orang tua juga harus memperhatikan gerak-gerik anak anda, apakah anak anda kecanduan bermain game atau tidak, berikut ciri-ciri gejala kecanduan bermain game seseorang bisa dikatakan mengalami kecanduan game online apabila sudah mengalami beberapa gejala berikut ini dan telah berlangsung selama 1 tahun atau lebih :
- Memiliki keinginan bermain game setiap waktu
- Merasa murung, stres, atau marah ketika tidak bisa bermain game
- Memerlukan lebih banyak waktu untuk bermain agar merasa lebih baik
- Menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain game tanpa menjalankan aktivitas lain, seperti makan, mandi, belajar, dan lain-lain
- Mengalami masalah di rumah, sekolah, terkait kebiasaan bermai game
- Memiliki kebiasan berbohong kepada orang lain karena dorongan untuk bermain game
- Menghamburkan uang untuk membeli game