puisi dan angin dalam mataku
 telah kutuntanskan menjadi rembih
 rindu yang melajang
 terkikis keruh lalu rapuh
 aku terpedaya oleh keluguan makna
 cinta ini begitu dalam membujuknya
 menghayati setiap langkah katanya
 mengikuti aroma tubuhnya dalam gerak nafasku
 tapi, sungguh aku kian terhimpit
 di sela cemburu yang berbatu-batu
 sempat aku beranjak
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!