Salatiga adalah salah satu kota tujuannya. Entah dari mana nama kota ini terbesit di benaknya. Namun keyakinannya terhadap nyamannya kota ini tak pernah patah meski belum pernah singgah di sini.Â
Maharani, sebut saja demikian namanya. Seorang gadis dewasa yang memutuskan untuk singgah beberapa waktu di kota kecil bernama Salatiga. Mimpinya mengenai dunia sederhana saja, hanya ingin hidup layaknya manusia normal pada umumnya. Namun, tidak demikian menjadi manusia normal bukan harapan orang-orang di sekitarnya. Itu terlalu mudah! Jadilah bintang! Jadilah lilin untuk menerangi sekitarmu! Demikianlah teriakan-teriakan yang terngiang di telinganya. Harapan muluk yang terkadang mematahkan mimpi Maharani. Secara fisik dia memang sudah dewasa tetapi tidak dengan mentalnya, dia terlalu takut untuk memulai.
Keputusannya untuk ke Salatiga mungkin sebuah pelarian. Pelarian atas harapan besar orang-orang yang ternyata menjadi beban baginya. Dia bahkan tidak tahu akan sampai kapan untuk tinggal di Salatiga. Mungkin saat ini dia sudah mulai merasa nyaman sehingga enggan untuk kembali pulang ke kota asalnya. Banyak hal yang dia temukan di sini. Banyak hal pula yang mampu mengubah dirinya, dari sikap, cara berpakaian sampai pola pikir. Lingkungan positif akan mempengaruhi kita untuk menjadi positif, demikianlah yang dia yakini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H