bait-bait terlalu perih
saat kubasuh lirih yang tak terbagi
sejauh rintih pembuat gila
paksa-ku selalu menoreh hina
:hampa, sepi, benci, menggumuli diri
ingin ini menyakitkan
kilatan petir yang menyambar sebongkah otak
besutan pedang tipis berurai bercak
noda
noda
Waktu menjadi keputusasaan
Melecut keras detik jantungku, menyusup deras di berkubik darahku
ke mana fitrah bertahta?
aku tenggelam saja
memberontak pun tak lebih indah
"bernyawa kosong," kata jiwa
Sedikit aku merayap, tapi pekat tergelincir
dalam gelap bukankah terang lebih jelas?
antar aku ke sana
ingin aku membayangkan indah
pada Cahaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H