Banyuasin,-- Harapan masyarakat Kecamatan Pulau Rimau dan Selat Penuguan yang kian pudar seiring rusaknya Jembatan Tanah Kering, semakin menyulut kekecewaan. Jembatan yang telah lama menjadi akses vital bagi perekonomian dua kecamatan ini tak kunjung diperbaiki, meski sudah berkali-kali dijanjikan oleh para pemimpin masa lalu. Kekecewaan ini mengajak masyarakat untuk berpikir ulang dalam menentukan pemimpin masa depan Banyuasin, Jumat (13/9/24).
Jembatan Tanah Kering, yang seharusnya menjadi urat nadi perekonomian, kini hanya menjadi saksi bisu dari janji-janji pemimpin yang tak pernah terwujud. Mirisnya, kerusakan jembatan ini selalu menjadi bahan janji politik, hanya untuk mengelabui masyarakat dan meraih simpati tanpa ada tindakan nyata.
Mirsa, seorang tokoh masyarakat Pulau Rimau, dengan nada getir menyampaikan kepada awak media online bahwa masyarakat telah lama berharap ada perbaikan dari pemerintah kabupaten. Namun, harapan itu kini sirna seiring banyaknya insiden yang terjadi di jembatan tersebut. "Kondisi jembatan yang semakin mengkhawatirkan ini seakan tak pernah menjadi perhatian serius dari pemerintah Kabupaten Banyuasin. Hingga saat ini, perbaikan yang ada hanya sebatas upaya swadaya masyarakat dan bantuan dari perusahaan. Sementara pemerintah hanya memberikan janji tanpa tindakan," keluh Mirsa.
Ia mengenang momen beberapa tahun lalu saat ada kegiatan keagamaan di PT. BSL, di mana seorang pemimpin Banyuasin di hadapan masyarakat berjanji akan memperbaiki jembatan tersebut. Namun, janji itu seolah terhapus begitu saja, tanpa pernah ada realisasi hingga masa jabatan sang pemimpin berakhir. "Janji manis itu hanya omong kosong, dan masyarakat kini sudah kehilangan kepercayaan," tegas Mirsa.
Senada dengan Mirsa, Andi Nirwan, tokoh masyarakat setempat, juga menyuarakan kekecewaannya. Menurutnya, masyarakat Kecamatan Selpen dan Puri sudah terlalu sering dikecewakan. "Kami hanya berharap pada dua hal, yaitu perbaikan jalan menuju primer dan jembatan ini. Namun, semua itu hilang seiring berakhirnya masa jabatan pemimpin yang berjanji tersebut. Ke depan, kami ingin pemimpin yang benar-benar membawa perubahan dan berani menepati janji," ujarnya dengan nada tegas.
Kondisi ini mendorong masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih pemimpin di masa mendatang. Kekecewaan yang mendalam atas janji-janji yang tak terealisasi membuat mereka bertekad mencari sosok pemimpin yang tidak hanya pandai berjanji, tapi juga memiliki integritas untuk menepati janji tersebut, khususnya dalam pembangunan infrastruktur yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H