Mohon tunggu...
kakak irbah
kakak irbah Mohon Tunggu... Freelancer - content writer

Hai, sifat introvert membawaku senang dengan dunia menulis. Semoga karyaku bisa bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Industri Tekstil Lokal Terancam Gulung Tikar, Bukti Pemerintah Lebih Dukung Impor?

15 Juni 2024   14:03 Diperbarui: 15 Juni 2024   14:15 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
industri tekstil pexels.com/Ksenia Chernaya 

Dalam sistem ekonomi Islam, pemerintah memiliki peran yang sangat kuat dalam mengatur dan melindungi perekonomian, termasuk industri tekstil. Dengan menghilangkan praktik riba dan menjaga keseimbangan antara produksi dan konsumsi, ekonomi Islam dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi industri lokal untuk berkembang.

Dengan menerapkan sistem ekonomi Islam, pemerintah dapat memastikan bahwa kepentingan rakyat menjadi prioritas utama, bukan kepentingan segelintir penguasa dan pengusaha. Dalam sistem ini, distribusi kekayaan akan lebih adil, dan industri lokal akan mendapatkan perlindungan yang memadai untuk bersaing di pasar.

### Kesimpulan

Industri tekstil lokal Indonesia saat ini menghadapi tantangan serius yang dapat mengancam kelangsungannya. Kebijakan relaksasi impor yang diterapkan oleh pemerintah menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan industri ini terancam gulung tikar. Implikasi dari penutupan pabrik dan PHK massal sangat luas, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Dalam menghadapi tantangan ini, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah yang lebih proaktif untuk melindungi industri tekstil lokal. Salah satu alternatif solusi yang dapat dipertimbangkan adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi Islam, yang dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pertumbuhan industri lokal dan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun