Suara meninggi memuntahkan segala isi hati. Amarah membuncah, hati menuntut benar. Namun  yang terjadi kita makin terperangkap pada distorsi emosi.
Kata-kata menusuk, luka menganga tak terbalas. Di antara jurang perbedaan, Sepasang insan kini saling melumpuhkan.
Keangkuhan membelenggu, kasih sayang terkubur dalam. Menenggelamkan berjuta kenangan.
Hingga pada akhirnya, kita semua menjadi pecundang, yang hanyut dalam pusaran ego diri.
Setiap jiwa memiliki melodinya sendiri, Mestinya, dalam perbedaan harmoni kita bisa saling melengkapi.
Mencari titik temu, bukan titik perpecahan.
Dengan hati terbuka, kita dapat membangun jembatan. Menyatukan perbedaan, dalam kasih yang abadi.
Di balik perbedaan, tersimpan keindahan yang menunggu untuk ditemukan. Dengan empati, kita dapat saling memahami dan mencintai.
Dimanakah keindahan? Jika dunia dipenuhi duri-duri kebencian. Mengapa kau lebih memilih kegelapan saat cahaya begitu indah?
Mengapa kau lebih memilih labirin hati? Saat logika tentang bahagia telah terbuka.
Kebencian adalah pilihan, begitu pula dengan cinta.