Motor bebekku aku kendarai dengan pelan menulusuri jalan-jalan melewati rumah penduduk. Seperti biasa istriku membonceng di belakangku sambil bercanda. " Mas, kita kan belum punya rumah seandainya saja ada rumah nganggur gak ada pemiliknya bisa kita pakai, kan enak tuh" Kata istriku berkhayal. "Iya yah, daripada gak ada yang merawat mendingkan kita pakai". Kataku.
Waktu terus berjalan hari berganti hari. Akupun iseng-iseng ikut kuis hadiah rumah di sebuah koran lokal, itung-itung siapa tahu lagi beruntung dapat hadiah rumah. Kolom kuis di koran yang biasa jadi langganan sekolah setiap hari aku potong kemudian aku isi alamat KTPku, kemudian aku kirim ke koran tersebut. Haripun terus berjalan tidak pernah bosan aku mengirim kupon undian.
Sekali waktu ada juga Funbike berhadiah rumah, akupun coba ikuti siapa tahu dapat keberuntungan dapat rumah. Dengan sedikit berwajah lesu aku tidak mendapat apapun dari funbike yang aku ikuti.
Istriku tak pernah lelah juga mendoakan setiap rumah yang kita lewati dalam perjalanan kemanapun, dengan harapan Tuhan mau mengabulkan doa kita memiliki rumah.
Usaha lainnya aku coba bersedekah lebih dari ukuran biasanya. Karena aku punya hajat aku perbesar sedekahku. Meski gajih kecil aku tak peduli dengan sedekah yang aku keluarkan. Hanya satu keyakinan dalam diriku kalau kita berani berbagi dan memberi di saat kita sempit maupun lapang Tuhan pasti menggantinya dengan yang lebih baik.
Setelah sekian waktu harpan dan doa itu dilakukan. mendadak sahabat istriku memberi kabar bahwa tetangganya akan pindah ke Jakarta sedangkan rumahnya di Jogja tidak dipakai untuk sementara waktu untuk itu kita diminta untuk memakainya dulu.
Mendengar kabar itu aku dan istri bahagia, walaupun belum melihat langsung rumah yang akan kita pakai. Beberapa hari kemudian kita ingin melihat rumah itu. Dalam bayangan aku dan istri rumah itu paling rumah biasa saja standar rumah pada umumnya. Tetapi setelah sampai disana aku dan istri terperangah melihatnya.
Rumah berlantai 2 dengan fasilitas seperti hotel : ada kasur empuk dan kamar mandi dengan pemanas air serta alat masak yang lengkap. Kata sang pemilik kita diminta silahkan pakai saja semuanya asal di bersihkan secara rutin.
Tuhan memang Maha besar telah mengabulkan harapan dan doa kita. Aku dan istri sangat bersyukur khayalan kita ternyata menjadi sebuah kenyataan. Setelah di pikir-pikir berarti memang kita jangan takut berkhayal atau bermimpi. Ketika mimpi kita disertai doa, amal dan ikhtiar yang ditujukan pada Tuhan, Tuhan pasti akan mengabulkan. Sedekahku sebagai wujud berbagi dan memberi menghasilkan buah yang luar bisa. Semua itu diluar akal sehat manusia. Terima kasih Tuhan atas pemberianmu aku akan selalu taat pada-MU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H