Mohon tunggu...
Keza Felice
Keza Felice Mohon Tunggu... Freelancer - Bloger and Content Writer

Content Writer✓Ghost Writer✓SEO Content✓kezafelice.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi│Tak Ada Lagi Secangkir Kopi

4 November 2018   06:13 Diperbarui: 4 November 2018   07:11 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pagi ini tak ada secangkir kopi hangat,
Rasa dingin dan hampa kembali menyelimuti bumi
Ah, bukan pada bumi tapi padaku yang sedang sendiri
Tak ada lagi kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya dalam perutku

Kupu-kupu telah terbang tinggi tuk tinggalkan hati ini
Membiarkanku merindu tanpa secangkir kopi yang menemani
Aku hanya melihat seduhan kopi dingin sisa semalam
Dengan aroma yang sudah tak lagi menggoda

Aku tak ingin menyesap secangkir kopi hangat,
Pun tak ingin harapkan kupu-kupu itu kembali
Aku tak ingin melihat sinar mentari,
Pun tak ingin hujan turun di pagi ini

Aku tak mau pagiku dipenuhi bayang semu
Tentang luka dan kisah pecandu kopi sepertinya
Dia yang baru saja membawa kupu-kupu milikku pergi,
Juga sisakan ampas kopi pada cangkir yang kosong, seperti hatiku~

-Kaiza.041118-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun