Mohon tunggu...
Kaisya sofiya
Kaisya sofiya Mohon Tunggu... -

wanita bisa dengan semangat luar biasa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Punya Hak Masing-masing?

19 Desember 2013   10:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:45 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bismillaah, , ,

Betapa rumah yang sempit namun kebahagian itu menjadikan luasnya rumah yang sempit itu. Maka satu rumah tangga yang baik yang di dalamnya ada kebahagiaan adalah suatu pilar dari masyarakat yang senantiasa dalam tuntunan-tuntunan Rasulullah adalah berasal dari suatu keluarga. Permasalahn terbesar pada rumah tangga itu seseorang itu harus faham dan tau apa tujuan menikah dan membangun rumah tangga. Dalam pernikahan ini adanya tuma’ninah / ketenangan antara suami dan istri, seorang laki-laki tidak mungkin bahagia apabila tidak mendapatkannya dari istrinya. Maka seharusnya suami mengetahui hak istrinya dan sebaliknya seorang istri tau hak suaminya maka akan tercapainya tuma’ninah. Untuk menciptakan satu rumah tangga yg bahagia dimana mereka saling memahami apa tujuan dan hak-haknya,seorang suami kepada istrinya, seorang istri kepada suaminya, seorang bapak kepada anak,seorng ibu kepada anaknya dan seorng anak kepada orang tuanya. Ketika kendali rumah tangga tidak pegang oleh pemipinnya maka akan kehancuran dalam rumah tangganya. Tidak ada seorang perempuan selalu di bawah suami, suatu sunnatullah seorang perempuan memiliki suaminya sendiri tapi tidak juga untuk menolak syariat apabila belum mampu menjalaninya.



Kewajiban seoarang suami untuk mendidik istri dan anaknya,seorang kepala rumah tangga bagaimana mendidik istri dan anaknya agar tidak menjadi bahan bakar neraka. Seorang suami akan dimintakan pertanggung jawabannya nanti dengan keberadaannya sebagai pemimpin dalam rumh tangga begitupun wanita akan dimintakan pertanggung jawabannya sebagai pemimpin untuk anak-anaknya. Terkadang kita dapatkan suami yang dimana diberikan suatu hidayah lalu ia ingin tergesa-gesa dalam umniyanya (keinginan) yang tdk ditempatkan pada tempatnya disebabkan buru-buru itu mnyebabkan keretakan dalam rumah tangganya bahkan terjadi perpecahan dalam RT itu sehingga dibtuhkan sebagaimana wasiat Abdullah bin mas’un rhadiallu ‘anhu “hendaknya kalian itu pelan-pelan jangan terburu-buru,kalian berada dalam garis depan dalam kebaikan itu lebih baik, menjadi pemuka maling depan dalam kebaikan itu lebih baik karena membawa dalam kebaikan itu jelas lebih baik daripada membawa dalam hal keburukan” maka dibutuhkan pemahaman dalam mendidik RT dan ketidak ketergesaan perlu ada kelembutan dan kesabaran dalam mendidik istri dan anaknya.

Seorang suami pada istrinya ketika istri melakukan suatu kesalahn maka ingatkan dengan baik. Ingatlah bagaimana istri terbangun lebih awal untuk mempersiapkan semua kebutuhanmu sebelum berpergian mencari nafkah. Seharusnnya suami itu faham siapa itu wanita. Allah dan Rasulullah telah menjelaskan kurang akal dan kurang agamanya dan seharusnya ini menjadikan laki-laki untuk tidak berlaku kasar ketika melihat kesalahn istrinya.

Kebanyakan penduduk neraka adalah wanita, dikarenakan banyak mengeluh dan mengingkari kebaikan seorang suami. Mengeluh sebagai jembatannya seorang wanita menuju neraka. Maka laki-laki pun harus memahami tabiat wanita yaitu mengeluh dan bagaimana seorang suami secara makruf mengingatkannya. Rasulullah mengatakan “saya tidak pernah melihat kurang akal dan agamanya yg dimana kesaksiannya harus 2 dibandingkan laki-laki”. [KS]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun