Mohon tunggu...
Kaisya Ghofiroh
Kaisya Ghofiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya bermain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Api Pemberontakan, Ronggolawe dan Majapahit

14 November 2024   15:49 Diperbarui: 14 November 2024   15:57 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuban memiliki tokoh yang sangat penting dalam Sejarah. Tokoh tersebut bernama ronggolawe, ronggolawe adalah adalah putra dari arya wiraraja yang saat itu adalah bupati dari sumenep, madura. Ronggolawe adalah salah satu pengikut setia raden Wijaya. Bersama raden Wijaya, ronggolawe berjuang keras untuk mendirikan Kerajaan majapahit. Dalam perjuangan raden Wijaya untuk mendirikan majapahit, ronggolawe setia untuk membantunya. Sebagai penghargaan atas jasanya, ronggolawe diangkat menjadi adipati tuban. Bukan hanya sebagai panglima perang ulung saja, ronggolawe juga menjadi adipati yang sangat dihormati oleh Masyarakat tuban.

 Namun, ronggolawe tidak puas dengan Keputusan raden Wijaya. Ia merasa bisa mendapatkan posisi yang lebih dari pada adipati. Rasa kesal ronggolawe semakin memuncak karena raden Wijaya menunjuk nambi dan mengangkatnya menjadi rakryan patih atau biasa disebut dengan perdana Menteri. Ronggolawe berpikir bahwa jabatan rakryan patih lebih pantas untuk disandang oleh lembu sora, paman dari ronggolawe. Perdana Menteri adalah jabatan yang paling tinggi tahtanya dalam struktur pemerintahan Kerajaan majapahit di bawah raja. Menurut ronggolawe, lembu sora lebih bijaksana dan berjasa didalam perjuangan mendirikan majapahit dibanding dengan nambi. Ronggolawe memilih Kembali ke tuban karena lembu sora ternyata memilih patuh kepada raja Wijaya dan menasehati ronggolawe agar memohon maaf kepada raja raden Wijaya. 

Sikap ronggolawe yang memberontak raja Wijaya sampai sedang merencanakan dan mempersiapkan pasukan tuban untuk menyerang majaphit. Rencana ronggolawe tersebut terdengar ke telinga raja raden Wijaya. Raden Wijaya yang mendengar rencana ronggolawe langsung memerintahkan nambi Bersama dengan lembu  sora dan kebo anabrang menggalang pasukan majapahit menuju tuban untuk menghukum ronggolawe. 

Ronggolawe yang mendengar pasukan majapahit akan menuju tuban, ia pun Bersiap diri dan lantar berangkat untuk menghadang pasukan majapahit. Ronggolawe berhasil menghadang pasukan majapahit disekitar Sungai tambak beras, jombang. Dan terjadilah pertengkaran satu lawan satu antara ronggolawe dan kebo anabrang. Duel di tengah derasnya aliran Sungai Tambak Beras itu menguntungkan bagi Kebo Anabrang yang lebih piawai berenang. Ronggolawe di ujung maut, lehernya dicekik Kebo Anabrang sampai tewas. Lembu Sora yang melihat kejadian itu berada di persimpangan jalan. Lembu Sora memang berada di kubu Majapahit, tapi Ronggolawe adalah keponakan yang dikasihinya. Kehilangan kendali, Lembu Sora menikam Kebo Anabrang sampai mati. Kebo Anabrang dan Ronggolawe sama-sama tewas di Sungai Tambak Beras yang banjir darah akibat duel antara dua ksatria Majapahit tersebut.

Keduanya adalah sosok yang pernah amat berjasa untuk Majapahit. Upacara kematian Ronggolawe dan Kebo Anabrang pun dilaksanakan sebagaimana mestinya sebagai penghormatan terakhir bagi mereka. Jenazah Adipati Ronggolawe dan Kebo Anabrang disucikan, dibakar, kemudian abunya dibuang ke laut. Ranggalawe tetap dianggap menjadi pahlawan bagi Majapahit. Raden Wijaya mengampuni semua anggota pasukan Ranggalawe dari Tuban yang terlibat pertempuran tersebut. Bahkan keturunan Ranggalawe masih diberi wewenang untuk memimpin Tuban. Meskipun berakhir sebagai pemberontak, ronggolawe tetap dihormati dan dikagumi oleh masyarakat tuban karena ronggolawe dikenal sebagai sosok yang berani dan tidak takut menghadapi tantangan. 

Ia juga berhasil memimpin pasukannya dalam berbagai peperangan dan menaklukkan banyak wilayah yang ada di Indonesia. Meskipun ronggolawe melakukan pemberontakan, niatnya adalah memperbaiki keadaan dan memperjuangkan keadilan. Pesan moral yang bisa kita ambil dari kisah ronggolawe kita harus menjadi pemimpin yang baik, cinta tanah air, dan menghargai jasa para pahlawan. Kesimpulan dari kisah ronggolawe adalah ia adalah sosok yang sangat kompleks. Ia adalah seorang pahlawan sekalgus pemberontak. Namun, warisannya tetap abadi dan menginspirasi masyarakat tuban. Kisah dari ronggolawe mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

Daftar pustaka:

Iswara N raditya, 17 Februari 2021; Sejarah Kabupaten Tuban Bermula dari Ronggolawe vs Majapahit, tirto.id

m. Afiqul adib, 26 agustus 2024; Siapa Senenarnya Ronggolawe? Ini Alasan Sosoknya Melekat di Masyarakat Tuban.; radar tuban

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun