Mohon tunggu...
kafana kaisya
kafana kaisya Mohon Tunggu... Konsultan - mahasiswa

ngaji

Selanjutnya

Tutup

Horor

Langkah di Kegelapan: Malam yang Seram

1 Desember 2024   08:57 Diperbarui: 1 Desember 2024   08:59 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu, tepat pukul 21.00 di malam Jumat, Aca membasuh muka, kaki, dan berwudhu sebelum tidur. Sebelum berbaring di kasurnya, ia duduk menonton televisi di ruang tengah bersama mama dan ayahnya. Waktu terus berjalan, hingga jarum jam menunjuk pukul 21.30. Mamanya meminta Aca segera tidur. "Ayo cepat ke kamar!" perintah mamanya. Aca hanya menjawab dengan candaan, lalu beberapa menit kemudian ia berlari ke kasur sambil mengoceh.

Namun, saat Aca hendak memejamkan mata, tiba-tiba pandangannya terpaku pada sesuatu yang berdiri di garis pintu kamar mamanya. Sosok itu... tubuhnya tinggi menjulang, bahkan hampir menyentuh kusen pintu. Rambutnya terurai panjang, ia membawa tongkat cokelat di tangannya. Yang membuat merinding, dari ujung kepala hingga ujung kaki, sosok itu berwarna putih sepenuhnya.

Aca sangat kaget. Refleks, ia bergumam, "Apa itu?", lalu buru-buru membalikkan badan, menghadapkan wajahnya ke tembok sambil memejamkan mata. Untungnya, sosok itu tidak menatap Aca secara langsung, ia bahkan tak sempat melihat wajah sosok itu dengan jelas.

Selang beberapa detik, suara tegas mamanya memecah ketegangan, "Aca, cepat tidur!". Tidak ada jawaban dari Aca. Ia masih berusaha menenangkan diri, tetap membelakangi pintu dan berharap sosok itu sudah lenyap. Setelah merasa cukup berani, Aca perlahan membalikkan badan. Sosok itu... sudah tidak ada.

Namun, ketenangan itu hanya sementara. Entah kenapa, akhir-akhir ini Aca sering melihat hal-hal aneh.

Beberapa hari kemudian, Aca dan keluarganya pulang kampung ke Salatiga, ke rumah orang tua mamanya. Rumah di sana jauh lebih besar dibanding rumahnya sendiri. Malam itu, sebelum tidur, seperti biasa Aca menuju kamar mandi untuk buang air kecil. Letaknya cukup jauh, lebih dari 15 langkah dari ruang keluarga.

Saat itu, semua lampu bagian belakang rumah telah dimatikan, termasuk lampu kamar mandi. Dengan hati-hati, Aca memberanikan diri berjalan sendirian. Setelah selesai, ia mencuci muka di wastafel yang berhadapan langsung dengan kaca besar. Kaca itu menghadap ke jendela luar rumah yang juga sangat besar, memberikan pemandangan gelap pekat malam.

Ketika Aca mengelap wajahnya, secara otomatis matanya tertuju pada bayangan di kaca. Di sanalah ia melihatnya. Sosok perempuan berambut sebahu, mengenakan baju putih, berjalan cepat, terlalu cepat, seperti melayang.

Aca membeku. Jantungnya berdetak kencang, nyaris memekakkan telinga. Tanpa pikir panjang, ia berlari keluar dari kamar mandi, meninggalkan bayangan itu di belakang.

Sejak kejadian malam itu, Aca tidak pernah lagi menatap kaca besar tersebut. Bahkan saat melintas di depannya, ia memilih mengalihkan pandangan. Dia tidak ingin melihat sosok itu lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun