Mohon tunggu...
kaisar sihombing
kaisar sihombing Mohon Tunggu... lainnya -

seorang yang ingin belajar...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hidup yang Lebih Baik

16 Januari 2014   11:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:47 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Belajar dilakukan bukan untuk demi nilai (di atas kertas), melainkan demi hidup yang lebih baik. Kata 'demi hidup yang lebih baik' pun mesti dimengerti sedikit lebih dalam dari pada yang tampak tertulis. Kata baik ini bisa merujuk pada hal yang subjektif. Hidup yang lebih baik boleh saja hidup dengan keadaan ekonomi yang memuaskan. namun, bukan itu esensi dari hidup yang lebih baik, sekurang-kurangnya untukku. Hidup yang lebih baik dinilai dari kemampuan untuk memaknai nilai dari hidup itu sendiri. Orang yang hidup dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan sebenarnya bisa menikmati dan memaknai hidup yang lebih baik. Caranya, ia menyadari itu sebagai bagian dari sejarah hidup yang mesti disyukuri. Bukan yang melulu menyangkut kualitas ekonomi yang menjadi tolak ukur untuk menilai kualitas hidup seseorang. cara memaknai hidup, itu yang terpenting. apa artinya, bangung pagi-pagi, pergi tidur larut malam, demi mencari uang namun ketika malam tiba, bukan kebahagiaan yang datang melainkan kesedihan dan sepi dan derita? Life is not for money all about. Kesia-siaan belaka, kata pengkotbah kuno.

Hidup yang lebih baik berangkat dari kemampuan memaknai hidup itu sendiri. dan untuk itu kita mesti menaruh perhatian untuk belajar. Bahagia, mampu bersyukur dan berani berkata, "Graceful I am!" adalah kualitas yang dimiliki oleh orang yang hidupnya lebih baik. Pencarian akan hal-hal yang menyangkut materi hanya memberikan kegembiraan dan kesenangan belaka. Pencarian akan hal-hal yang menyangkut rohani akan memberi kebahagiaan sejati. Isi tabung panah dalam hatimu untuk menikmati kehidupan yang bahagia, ketika kamu berhadapan dengan dunia yang rakus dan buta hanya karena kesenangan akan uang semata. (serpihan ilmu dari ujian metafisika hari ini).

Enjoy your better life...

kaisar sihombing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun