Mohon tunggu...
Amalia Kairani Mardiana
Amalia Kairani Mardiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis menemukan makna dan menipiskan luka

Anak muda yang hobinya santai tapi maunya memberikan dampak untuk sesama. Suka hewan berbulu kecuali Anjing dan Burung. Maunya sih produktif tanpa dibatasi, tapi apalah daya setiap manusia diberikan kebebasan yang terbatas. Dalam artian, bebas dalam lingkup yang sewajarnya saja. Masih jadi Mahasiswi di Universitas Negeri Jakarta, Prodi Ilmu Komunikasi. Lebih jauh tentang saya, ada di @kairanidiana

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apakah Oganisasi Kemahasiswaan Masih Relevan Diikuti oleh Mahasiswa Saat Ini?

14 Juni 2023   09:02 Diperbarui: 14 Juni 2023   09:07 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Menurut Chester Barnard, organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa individu yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kemudian, menurut Henry Mintzberg, organisasi merupakan suatu sistem sosial kompleks yang terdiri dari sekelompok orang untuk bekerja sama demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, menurut Peter Drucker, organisasi merupakan wadah untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya manusia, keuangan, teknologi, dan informasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penulis dapat menarik garis intinya bahwa organisasi merupakan suatu wadah yang berisi sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama, dibatasi oleh struktur yang jelas serta memiliki sistem sosial yang kompleks dan terintegrasi dengan peningkatan sumber daya manusia agar menghasilkan sekelompok masyarakat yang berjiwa intelektual, kritis, manusiawi, serta memiliki kepekaan sosial yang tinggi.

     Ditinjau dari sejarah terbentuknya, organisasi sudah ada pada abad ke-19 di Eropa. Pada abad tersebut, organisasi menjadi wadah untuk para pemuda mencetuskan dan menyalurkan gagasannya yang revolusioner untuk melakukan suatu gerakan perubahan sosial sehingga kegiatan-kegiatannya cenderung mengarah pada gerakan politik dan Gerakan-gerakan yang menuntut ketidakadilan hak asasi manusia. Berbeda dengan Eropa, di Indonesia organisasi kemahasiswaan/himpunan mahasiswa sudah bermula pada saat Belanda menjajah Indonesia. Pada saat itu, peran mahasiswa Indonesia ialah berusaha menyuarakan dan memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia sehingga organisasi/perhimpunan pemuda yang terbentuk seperti Budi Utomo, Jong Java, Jong Sumatra, Jong Celebes, serta organisasi-organisasi kepemudaan yang bersifat nasionalis.

     Namun, saat ini isu-isu atau permasalahan yang dihadapi oleh pemuda saat ini bukanlah lagi mengenai perjuangan membentuk negara yang merdeka atau berperang melawan penjajah melainkan masalah yang relevan dengan perkembangan zaman dan generasi millennial. Generasi millennial merupakan generasi yang hidup di tahun 2000-an yakni masa dimana mereka sudah terbiasa hidup berdampingan dengan teknologi sehingga memungkinkan bagi mereka untuk mendapatkan informasi dengan lebih cepat daripada generasi sebelumnya.

      Selain itu, generasi ini juga cenderung dianggap sebagai generasi yang manja karena sudah dianggap terlalu berlebihan dalam memperhatikan kesehatan mental/mental health sehingga tidak jarang dari mereka mengalami overwhelm atau kecemasan berlebihan dalam menghadapi sesuatu yang mereka anggap "tidak sehat" secara mental. Akibatnya, banyak dari mereka yang menghindari atau takut akan memulai sesuatu yang baru. Ketakutan dan kecemasan tersebut seringnya muncul ketika mereka mulai berani mendiagnosa dengan mencari-cari informasi dari internet sehingga rasa takut tersebut mulai menyelimuti keseharian mereka. Dengan demikian, generasi saat ini cenderung berusaha untuk menghindari resiko yang besar dalam segala hal yang akan mereka lakukan. Mereka juga tidak segan untuk memperkirakan resiko kegagalan yang akan mereka dapatkan terlebih dahulu sebelum memulai.

      Seperti yang sudah dipaparkan di atas, salah satu isu yang sering menjadi topik diskusi organisasi kemahasiswaan ialah isu-isu yang berkaitan dengan teknologi, kesehatan mental, kesetaraan gender, serta lingkungan. Oleh karena itu, seharusnya perlu adanya penyesuaian dengan situasi, kondisi, kebutuhan, serta tujuan dari organisasi tersebut agar organisasi kemahasiswaan tersebut dapat terus relevan dan dinamis diikuti oleh mahasiswa. Salah satunya ialah dengan mengkaji ulang mengenai tujuan dan manfaat dari organisasi tersebut. Buatlah program-program yang memiliki tujuan relevan dengan kebutuhan mahasiswa saat ini. Program-program yang dapat menghantarkan para anggota organisasi untukmengasah dan mengembangkan kemampuan yang mereka punya sehingga para anggota dapat termotivasi untuk ikut dan bergabung ke dalam organisasi dan event-event yang diadakan oleh organisasi kemahasiswaan tersebut. Dengan program-program yang relevan, mereka akan merasa bahwa event atau program-program yang akan dijalankan sesuai dengan minat, bakat, serta keterampilan yang hendak mereka kembangkan sehingga mereka merasa perlu bahkan butuh untuk menjadi salah satu bagian dari organisasi tersebut.

      Selain membuat program yang relevan dengan kebutuhan para mahasiswa, program tersebut juga harus membuat para mahasiswa menjadi lebih dekat "to connect" satu sama lain sehingga hubungan mereka bukan hanya sebatas rekan kerja/antar jabatan dalam satu divisi saja melainkan rekan sesama mahasiswa yang memiliki posisi setara. Alhasil, organisasi mampu memberikan wadah networking bagi para anggotanya yang nantinya akan berguna baik sebagai sahabat (hubungan secara interpersonal/pribadi) maupun sebagai rekan kerja/profesional. Ini memang tugas yang tidak mudah dilakukan oleh para pengurus dan penggiat organisasi kemahasiswaan.

      Akan tetapi untuk menjaga keberadaan organisasi kemahasiswaan agar tetap eksis di era saat ini, kita perlu pembenahan. Mulai dari kita untuk membenahi apa-apa saja "warisan" dari angkatan terdahulu yang sudah tidak relevan. Sebab, tidak selalu dan tidak melulu mempertahankan program yang sudah ada dari pengurus/angkatan mampu menjadikan program tersebut lebih baik meskipun sudah berulang kali diberikan evaluasi dan solusi atas kendala yang sudah terjadi. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan untuk melihat apakah program terdahulu masih relevan dengan kebutuhan mahasiswa saat ini. Pertama, minat mahasiswa. Untuk melihat minat mahasiswa, para pengurus organisasi terkait dapat melakukan survey untuk mengukur seberapa efektif dan berdampak program tersebut bagi kebutuhan mahasiswa. Kedua, identifikasi anggaran dan biaya yang akan dikeluarkan. Ini penting sekali karena dalam membuat sebuah acara lingkup kampus diperlukan rencana anggaran yang matang sehingga diharapkan tidak memberatkan panitia maupun para peserta yang mendaftar. Beberapa evaluasi anggaran kegiatan kemahasiswaan selalu saja seputar sponsor yang kurang mendukung dengan dana/fresh money serta keterlambatan bantuan dana dari pihak kampus.

      Oleh karena itu, sebelum membuat program, rencanakan dahulu sumber keuangan tetap dari suatu organisasi agar setiap program-programnya tidak hanya mengandalkan sponsor, pihak kampus, apalagi Dana Awal Panitia (DAP). Perlu diingat, bahwa panitia sudah berusaha untuk membantu dan menyukseskan acara sehingga rasanya tidak pantas dan tidak etis bagi pihak penyelenggara, yakni panitia untuk menagih uang kepanitiaan di setiap program/acara kampus. Buatlah dan rencanakan dengan para mahasiswa mengenai program pengembangan kewirausahaan di dalam lingkup kampus. Fasilitasi mereka untuk mempromosikan dagangannya sehingga para mahasiswa yang memiliki usaha dapat terbantu dan bagi para panitia secara tidak langsung memiliki pemasukan pasti dari setiap bagi hasil para mahasiswa yang menitipkan dagangannya ke dalam etalase/toko online dari organisasi kemahasiswaan/pihak event tersebut.

      Ketiga, pertimbangkan usulan dari para mahasiswa. Setelah mengadakan acara, sebaiknya para panitia menyiapkan survey kepuasan untuk para peserta yang telah mengikuti acara tersebut. Analisis dan kaji hasil feedback tersebut untuk menjadi bahan pertimbangan dalam mengadakan program tersebut.

      Dengan demikian, organisasi bukan hanya sebagai perkumpulan pemuda yang bersifat struktural saja, melainkan perkumpulan pemuda yang memiliki tujuan yang jelas, yakni menghantarkan para anggotanya untuk mempersiapkan masa depan dan cita-citanya dengan lebih matang sehingga organisasi mampu menjadi opsi pilihan yang tepat bagi para mahasiswa sebagai langkah awal untuk belajar mengenai minat dan kesukaannya dengan khususnya minat yang tidak diajarkan di dalam kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun