Mohon tunggu...
Amalia Kairani Mardiana
Amalia Kairani Mardiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis menemukan makna dan menipiskan luka

Anak muda yang hobinya santai tapi maunya memberikan dampak untuk sesama. Suka hewan berbulu kecuali Anjing dan Burung. Maunya sih produktif tanpa dibatasi, tapi apalah daya setiap manusia diberikan kebebasan yang terbatas. Dalam artian, bebas dalam lingkup yang sewajarnya saja. Masih jadi Mahasiswi di Universitas Negeri Jakarta, Prodi Ilmu Komunikasi. Lebih jauh tentang saya, ada di @kairanidiana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pilihan Ganda vs Pilihan Hidup (Salah Jalan Menyesal Kemudian)

4 September 2020   17:30 Diperbarui: 4 September 2020   17:48 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Life is Choice | dokpri

Dari dulu semasa SD sampai saat ini di bangku SMK, kalo ujian selalu jumlah soal nya lebih banyak pilihan ganda. Saya sendiri belum terlalu paham apa maksudnya, namun sepemahaman saya, hal ini dibuat bertujuan agar siswa lebih teliti dalam menganalisis beberapa pilihan pernyataan di soal tersebut. 

Hal ini pun sama dengan kita seorang manusia. Setiap manusia harus mampu menganalisis berbagai pilihan dalam hidupnya. Terlepas yang akan dipilih baik atau buruk, setiap yang dipilih pasti punya resiko dan tanggung jawabnya masing-masing.

Saat memutuskan opsi A, berarti kita harus siap dengan segala jalan yang akan dilewati. Begitu pun sebaliknya, ketika memilih opsi B, maka harus menerima apapun hasilnya nanti.

Kita tidak bisa netral dalam hidup, bahkan memutuskan untuk tidak memilih dalam suatu opsi termasuk sebuah "pilihan".

Hal ini yang menjadi sebab mengapa manusia diberikan suatu akal dan pikiran oleh Tuhan, salah satunya adalah untuk berfikir.
Memutuskan bukanlah sekadar persoalan yang remeh,butuh ketelitian dan proses berfikir yang matang. Maka dari itu fikirkanlah, keputusan mu hari ini akan menentukan hasilnya di masa depan.

Semua opsi di soal ujian memang ada satu diantara semua pilihan yang mungkin tepat. Namun kata "tepat" di sini bukan berarti pasti benar, melainkan mungkin benar. Jadi sama saja dengan pilihan hidup, opsi apapun yang dipilih tidak akan pernah sempurna.

Pilihan hidup itu tidak pernah ada yang salah atau benar, melainkan tergantung dari cara kamu yang menjalani pilihan itu. Apakah dengan rasa syukur dibarengi dengan doa, atau rasa kecewa dibarengi dengan putus asa? Semua tergantung kamu menyikapinya.

Sebab ketika penyesalan baru hadir saat keputusan sudah dibuat, tidak banyak yang bisa kamu ubah. Cukup kamu jalani dan perbaiki untuk tahap berikutnya.

**
Hai temen-temen kompasiana!!!
Sudah lama ya kita tidak bersua lagi di kolom Comment...

Saya rindu dengan riuhnya kolom comment yang selalu mengatakan "salam saya..." Khasnya kompas banget, orang-orangnya ramah, kalau mengkritisi pake salam dulu. Tak ayal klo budaya indonesia kental banget di sini.

Mohon kritik dan sarannya, karena kritik dari temen-temen semua, membantu saya untuk terus mengembangkan tulisan ini menjadi lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun