Mohon tunggu...
Amalia Kairani Mardiana
Amalia Kairani Mardiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis menemukan makna dan menipiskan luka

Anak muda yang hobinya santai tapi maunya memberikan dampak untuk sesama. Suka hewan berbulu kecuali Anjing dan Burung. Maunya sih produktif tanpa dibatasi, tapi apalah daya setiap manusia diberikan kebebasan yang terbatas. Dalam artian, bebas dalam lingkup yang sewajarnya saja. Masih jadi Mahasiswi di Universitas Negeri Jakarta, Prodi Ilmu Komunikasi. Lebih jauh tentang saya, ada di @kairanidiana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjuangan Tanpa Batas (Part 2) di SMKN 50 Jakarta

12 April 2020   14:43 Diperbarui: 12 April 2020   14:46 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nama judul ini diambil dari kisah seorang siswa yang mampu memperjuangkan harapan dan cita-cita nya ditengah keterbatasan diri. Di usianya yang cukup labil saat itu,ia sudah berani untuk mulai mencari cara dan berfikir untuk tidak bergantung kepada orang tua dan keluarga nya. 

Baginya,panas atau hujan,badai atau petir tak dihiraukan nya selama ia mampu menyusuri jalan demi sebuah nasi. Meski sering direndahkan teman-temannya,sering tertidur diwaktu jam pulang sekolah.Tapi,semua itu merupakan proses dari awal kehidupan nya yang baru akan dimulai.

Harapannya mulai tumbuh hasil dari kerja kerasnya selama ini. Perlahan namun pasti,ia mampu menunjukan hasilnya.Menunjukan kepada semua orang kalau keadaan tak membatasi masa depannya.

Tiap harinya,ia mengawali hari dengan sekolah sambil bekerja.Jahatnya para masyarakat yang tak pandang jerih payah keseharian nya.Apa yang ia lakukan selalu dinilai hina. Sampai suatu ketika ia mengalami kelelahan yang amat berat.

Tak ada lagi pundak yang empuk untuk menjadi senderan.Hasutan-hasutan buruk membisikinya.Seakan ingin menghalangi niat baiknya.Memang,hidup dengan keluarga yang sudah tidak lengkap ditambah kurangnya dukungan dari lingkungan menjadikan dirinya lemah. 

Saat keletihan itu terjadi,apa yang seharusnya ia lakukan?..

Dan bagaimana caranya ia meneruskan cita-cita nya ?...

Tonton selengkapnya di yutup yaa...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun