Mohon tunggu...
Amalia Kairani Mardiana
Amalia Kairani Mardiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis menemukan makna dan menipiskan luka

Anak muda yang hobinya santai tapi maunya memberikan dampak untuk sesama. Suka hewan berbulu kecuali Anjing dan Burung. Maunya sih produktif tanpa dibatasi, tapi apalah daya setiap manusia diberikan kebebasan yang terbatas. Dalam artian, bebas dalam lingkup yang sewajarnya saja. Masih jadi Mahasiswi di Universitas Negeri Jakarta, Prodi Ilmu Komunikasi. Lebih jauh tentang saya, ada di @kairanidiana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar dari "Mie Instan" di SMKN 50 Jakarta

10 April 2020   09:48 Diperbarui: 10 April 2020   09:52 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto diatas adalah foto saat saya belajar di kelas PPKN.Salah satu materi dan mapel yang ikut berkontribusi dalam menyuarakan pendidikan berbasis teknologi.Bukan hanya PPKN,masih banyak lagi mapel yang juga ikut andil dalam memanfaatkan fasilitas sekolah. Cuma,kali ini sedikit cerita tentang pembelajaran PPKN yang memanfaatkan teknologi.Pertama,dalam kegiatan belajar tatap muka di kelas,PPKN menggunakan infokus dan animasi sebagai media pembelajaran nya.Dimana,guru hanya menjelaskan beberapa poin penting nya saja.Pembelajarannya cukup menarik,karena menurut saya bukan hanya sekadar penjelasan dari guru,tapi kita juga diberikan gambar yang menarik.

Juga,untuk penilaian baik tugas/ulangan sistemnya sangat mengasah kemampuan sekali.Sebagai contoh,dalam mapel ini,untuk UH mengandalkan salah satu aplikasi kuis berbasis online bernama Quizziz. Rasanya seru,karena pastinya melatih kecepatan dan ketepatan dalam menjawab soal. Untuk tugas ,dalam mapel ini pun sama.Membuat animasi audio video yang membahas salah satu materi PPKn tentunya.

Jadi,belajar seperti bermain karena jarang sekali di kelas MM merasa tangannya "kitingan" atau pegel karena nulis catatan yang terlalu banyak di buku tulis. Meskipun ada beberapa guru yang masih tradisional karena takut ambil resiko ini dan itu.Tapi,rata-rata hampir semua guru memahami. Mungkin ada beberapa yang paham kalau anak MM rata-rata kalau diberikan tugas mencatat atau meringkas rasanya pengen "print ajalah" note nya.padahal,klo di print belum tentu dibaca hehe.begitulah,anak sekarang kalau udah kenal zaman maunya ,instan.Padahal mie instan aja ga instan,perlu direbus dlu hehe.

Nyatanya,sesuatu yang serba instan tidak baik. Maka dari itu, meskipun belajar menggunakan teknologi,tapi tetap tidak boleh menghilangkan budaya menulis di kertas.Sebab,ilmu harus dipahami,ditulis dan dibagikan agar bisa menyebarkan kebermanfaatan bagi sesama manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun