Bisa dibilang perjalanan kami singkat disini,buktinya tak disangka sudah mau menaiki tingkat akhir kelas XI. Padahal,rasanya baru saja saya bertemu dengan mereka teman-teman multimedia. Saya juga masih bingung,mengapa waktu begitu tega menggerus segala detik,menit dan jam bahkan hari-hariku bersama mereka.
Apa mungkin karena waktu tahu,jika terlalu nyaman akan sulit melepaskan dan akan berat untuk meninggalkan. Mungkin waktu tahu kalau terlalu lama, akan semakin ketegantungan dan semakin terasa kehilangannya.
Mau bagaimana lagi,dibalik pertemuan pasti ada perpisahan.Dibalik kehilangan pasti ada  yang harus dikorbankan.
Mengertilah!...
Bahwa,untuk mencapai tujuan tersebut perlu tempaan berkali-kali sampai siap untuk dikembangkan lagi. Dan saya menikmati segala tempaan itu untuk mendukung segala proses belajar bersama kalian. Iya,kalian para ciwi-ciwi kelas multimedia yang sering disebut dengan "Sulisnation". Meski awalnya, saya sendiri tak paham mengapa kudu dinamakan Sulisnation.Â
Saya kira,Sulisnation adalah merk susu yang biasa lewat dirumah karena nama belakangnya hampir mirip yaitu "Tion" hehe. Entahlah,tak perduli nama dan maknanya apa.Bagi saya,kalian adalah bagian hidup saya. Karena sudah muncul di beberapa episode hidup saya.Thanks,untuk segala tawa dan air mata nya selama kurang lebih 2 tahun ini.
Kita memang menjadi adik kecil.Adik kecil dari para jurusan lain di SMKN 50 yang sudah lama bertengger disana.Dimana kelas mereka sudah lebih dulu dipajang name tag nya dibanding kelas kami.Dengan bangunan baru ala kadarnya serta  pajangan name tag yang baru saja terpasang.Yang justru menambah tetangga di kelas sebelah jadi penasaran. Mereka para tetangga kelas ada yang hanya sampai berbisik di depan kami,bahkan ada yang berani mengadu argumen di kelas.
Entah apa masalah nya,namun hal yang tidak saya suka adalah saat mereka menarik paksa semua kosa kata nya, seakan hanya ia lah yang pantas.Alhasil,mereka hanya menunjukan gelagat dan mimik yang membingungkan,membuat setengah isi kelas menjadi keheranan.Saat situasi mereda,mereka menunjukan keadaan kepada kami seakan "I am,okay".Tapi,saat saya lihat lagi kedua matanya, kalau mereka terluka.Buruk sekali,begini sambutan pertama dari tetangga sebelah?...
Bukankah,seorang tetangga harusnya saling membantu saat masing-masing ada kesulitan?...
Bukankah seorang tetangga harusnya saling mengayomi dan mengingatkan sesama?...
Kami memanglah adik kecil.Adik kecil yang baru saja berjalan menelusuri dan memilah dari berbagai bekas jejak.Melangkah dengan perlahan dan penuh hati-hati agar tak jatuh dalam kubangan yang kotor. Dengan penempaan yang terbaik lewat secarik kertas dan pena kecil setiap harinya.
kami belajar bahwa kedewasaan tak selalu menuntut umur,tak pula menuntut besar atau tingginya ukuran badan.Melainkan,seberapa siap ia dalam menghadapi segala persoalan. Bagi mereka yang sudah dewasa,masalah dihadapi bukan dengan emosi,bukan pula dengan otot ataupun dengan kekuatan para asisten dan algojo nya. Bagi mereka yang suda dewasa,cenderung berfikir mandiri bahwa tak semua masalah harus dibesar-besarkan,dan tak semua persoalan harus ia pikirkan.
Begitulah,ia jauh lebih bijaksana dan mampu memilah segala yang menghampirinya.