Oleh; D. Sures Kumar (Alumni Universitas Indonesia)
Memasuki Hari ke-67 Pandemi Covid-19, yang telah menyebar ke 196 Negara, termasuk Indonesia, para pemimpin negara G20 menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) luar biasa, Kamis, 26 Maret 2020.
Dalam KTT  Luar Biasa melalui teleconference dari Istana Bogor  tersebut, Presiden Joko Widodo mengajak para pemimpin negara G20 bersama-sama meredam dampak pandemi global dengan memenangkan dua "peperangan" yaitu melawan Covid-19 dan melawan pelemahan ekonomi dunia.
Indonesia Motor Solidaritas Peran Lawan Covid-19.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mendorong negara-negara anggota G20 agar menjadi  motor  penggerak solidaritas penanganan covid-19. Menurut Presiden, G20 harus memotori gerakan solidaritas dunia dalam penanganan Covid-19 dan mendorong agar pandemi ini jangan sampai menganggu kemitraan dan kerja sama yang sudah dibangun bertahun-tahun.
Sebagai informasi, Anggota G20 terdiri dari Amerika Serikat, Argentina, Australia, Brasil, Kanada, China, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Uni Eropa.
Sebagai Negara-negara yang merepresentasikan 85 persen PDB global dan dua pertiga populasi dunia,  peran G20 sangat strategis dalam penanganan pandemi Covid-19 ini. Karena itu kerjasama antar negara penting dilakukan agar beban dan masalahnya dapat  diselesaikan bersama-sama. Presiden Jokowi juga berharap, negara-negara anggota G20 bersama WHO aktif memimpin upaya-upaya untuk  menemukan anti-virus dan obat Covid-19.
Akselerasi Riset Vaksin Covid-19.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati yang mendampingi Presiden dalam rapat KTT Luar Biasa G20 Â tersebut, menegaskan bahwa negara-negara anggota G20 sepakat mengumpulkan dana US$ 4 miliar, atau setara Rp. 64 triliun untuk akselerasi riset menemukan vaksin covid-19 yang telah menjadi pandemic global.
Presiden Jokowi dan anggota forum G20 juga sepakat meningkatkan berbagai suplai alat-alat kesehatan, seperti alat pelindung diri (APD), test kit, hand sanitizer, masker dan juga ventilator, kepada negara-negara yang terdampak covid-19.
Mencegah Resesi Ekonomi Nasional.
Disamping pengumpulan dana untuk penemuan antivirus covid-19, forum ini  juga akan menyuntikkan dana US$ 5 triliun untuk perbaikan ekonomi global. Langkah ini merupakan bagian dari langkah-langkah strategis untuk  menangkal dampak ekonomi, keuangan dan  sosial dari pandemic covid-19.
Langkah ini penting dilakukan, mengingat ekonomi global di tahun 2020, menurut analisis Moody's Corporation akan berkontraksi  0,5%. Dalam situasi tersebut, ekonomi Amerika Serikat diprediksi tumbuh pada kisaran 2% dan Uni Eropa 2,2%. Adapun, ekonomi Indonesia yang  ditahun 2019  tumbuh 5%, diperkirakan juga akan  terkoreksi cukup signifikan.