Menurut BMKG Indonesia, Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. Gerhana Bulan Penumbra terjadi saat posisi Bulan-Matahari-Bumi sejajar. Hal ini membuat Bulan hanya masuk ke bayangan penumbra Bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama. Gerhana bulan penumbra terjadi pada tanggal 6 Mei 2023.
•Bulan Purnama super
Supermoon adalah fenomena ketika bulan tampak lebih besar, terang, dan dekat dari biasanya, bulan terlihat 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibanding ketika berada di titik terjauh dari bumi. Fenomena supermoon terjadi karena bentuk orbit terhadap bumi bukan bulat, melainkan elips. Jadi, muncul titik terjauh (apogee) dan titik terdekat (perigee) antara bulan dengan bumi. NASA melaporkan, apogee atau titik terjauh bulan memiliki jarak rata-rata 405.000 km dari bumi.
Sementara, perigee atau titik terdekat bulan ada di jarak rata-rata 363.000 km dari bumi. Pada perigee atau titik terdekat tersebut bulan berada di posisi paling dekat dengan bumi. Itu membuat bulan terlihat lebih besar, terang, dan dekat dari saat dilihat dari langit malam. Jadi, itulah mengapa fenomena ini disebut dengan supermoon.
Fenomena supermoon bisa dilihat menggunakan mata telanjang mengarahkan pandangan ke langit malam sesuai arah terbit hingga terbenamnya bulan pada waktu terbit hingga terbenam bulan. Pada tanggal 2 Agustus 2023 diprediksi akan terjadi bulan purnama super.
Sumber
Imron, A. M. 2019. ”Merteor dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains”. Skripsi Sarjana. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H