Mohon tunggu...
kahla alleyda imami
kahla alleyda imami Mohon Tunggu... Penulis - uin syarif hidayatullah jakarta

Hobi menjelajadi fakta unik mengenai kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pletok-Pletok Jari Tangan : Apakah Berbahaya?

13 Desember 2024   02:26 Diperbarui: 13 Desember 2024   06:15 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pletok-Pletok  Jari Tangan: Apakah Berbahaya?
Pernahkah Anda merasa lega setelah memecahkan bunyi “pletok-pletok” dari jari atau tangan? Bagi sebagian orang, kebiasaan ini menjadi cara untuk melepaskan rasa tegang atau stres. Namun, apakah kebiasaan ini aman? Banyak mitos beredar bahwa memecahkan bunyi pada sendi dapat menyebabkan radang sendi atau kerusakan tulang. Artikel ini akan membahas fakta medis mengenai “pletok-pletok” tangan, apakah ada bahayanya, dan apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh saat kebiasaan ini dilakukan.

Apa Itu Bunyi Pletok-Pletok Tangan?

Bunyi “pletok” atau “klik” yang terjadi saat Anda menarik, menekan, atau melipat jari sebenarnya berasal dari sendi. Dalam istilah medis, fenomena ini disebut kavitasi sendi. Bunyi ini muncul karena:
1. Cairan Sinovial Sendi dilapisi oleh cairan sinovial, cairan kental yang berfungsi sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antara tulang. Ketika Anda menekuk atau menarik sendi, tekanan di dalam sendi berubah, menyebabkan gelembung gas dalam cairan sinovial terbentuk dan pecah.
2. Perubahan Posisi Tulang atau Ligamen Dalam beberapa kasus, bunyi juga bisa terjadi karena pergeseran ligamen atau tendon yang kembali ke posisi semula.

Fakta Medis: Apakah Pletok-Pletok Tangan Berbahaya?

1. Mitos: Memecahkan Bunyi Jari Menyebabkan Radang Sendi
Mitos ini sangat populer, tetapi penelitian medis tidak mendukung klaim ini. Studi menunjukkan bahwa kebiasaan memecahkan bunyi sendi tidak secara langsung menyebabkan arthritis (radang sendi) atau kerusakan tulang.

2. Risiko Kerusakan Sendi
Meski tidak menyebabkan arthritis, kebiasaan ini bisa menimbulkan masalah lain jika dilakukan berlebihan, seperti:
- Kerusakan Ligamen: Tarikan yang terlalu kuat pada sendi dapat melemahkan jaringan ikat di sekitar sendi.
- Peradangan Jaringan Lunak: Peregangan yang berulang dapat menyebabkan iritasi pada jaringan lunak di sekitar sendi.
- Penurunan Kekuatan Cengkeraman: Beberapa studi mencatat bahwa kebiasaan pletok-pletok tangan yang kronis bisa mengurangi kekuatan cengkeraman tangan.

3. Ketidaknyamanan atau Cedera
Jika bunyi “pletok” disertai rasa nyeri, pembengkakan, atau kekakuan sendi, itu bisa menjadi tanda masalah medis yang lebih serius, seperti cedera ligamen, robekan tendon, atau osteoartritis.

Kapan Harus Waspada?

Meskipun kebiasaan ini biasanya aman, Anda perlu memperhatikan tanda-tanda berikut:
- Bunyi disertai rasa sakit
- Sendi terasa kaku atau sulit digerakkan
- Terjadi pembengkakan pada sendi
- Kelemahan atau kesemutan pada jari-jari.                                                            
- Jika Anda mengalami salah satu dari gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter spesialis ortopedi atau reumatologi.

Tips untuk Mengurangi Kebiasaan Pletok-Pletok Tangan

Bagi beberapa orang, kebiasaan ini sulit dihentikan karena terasa menyenangkan atau sudah menjadi rutinitas tanpa sadar. Berikut beberapa langkah yang dapat membantu:
1.Alihkan Perhatian Saat ingin memecahkan bunyi jari, cobalah menggenggam bola stres atau melakukan peregangan tangan secara perlahan.
2.Lakukan Peregangan yang Sehat Latihan peregangan jari dan pergelangan tangan dapat membantu mengurangi rasa tegang tanpa perlu memecahkan bunyi sendi.
3.Batasi Kebiasaan Berulang Kebiasaan ini mungkin tidak langsung berbahaya, tetapi lebih baik membatasi frekuensinya untuk mencegah risiko jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun