Mohon tunggu...
Nadhya Shafwah
Nadhya Shafwah Mohon Tunggu... mahasiswi -

Sebulir pasir yang ingin kokoh di tembok peradaban.. Mencoba menceritakan liku-liku kehidupan dari sudut lain pandangan orang-orang..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah: "Bendungan Jebol"

16 Juni 2012   07:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:55 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di sebuah daerah ada bendungan yang sangat besar, air yang mengalir dari bendungan itu digunakan masyarakat untuk pengairan, transportasi air dan lain-lain. Suatu hari entah sebab musababnya apa bendungan tersebut jebol. Dan arusnya sampai merembet ke perkampungan, menggenangi sawah sehingga semua tanaman petani terendam air. Rumah-rumah warga pun ikut  terendam.

Akhirnya para penduduk gotong-royong membersihkan rumah-rumah mereka dari genangan air. Sudah beberapa hari aktivitas tersebut dilakukan namun tidak membuahkan hasil karena air bendungan terus saja masuk ke rumah-rumah mereka.

Sementara itu beberapa orang warga berinisiatif untuk memperbaiki bendungan tapi pekerjaan mereka lamban dan sangat lamban, karena jumlah mereka hanya segelintir orang. Namun hal tersebut tidak menyurutkan niat dan langkah mereka, mereka terus saja berupaya memaksimalkan tenaga. Ternyata mereka tidak sekedar bekerja memperbaiki bendungan tapi juga menyeru warga agar ikut bersama-sama membangun bendungan tersebut. Karena pangkal persoalan dari terendamnya rumah-rumah warga adalah bendungan tersebut.

***

Inilah analogi dari perjuangan untuk menyelesaikan persoalan ummat saat ini. Sistem yang rusak saat ini diibaratkan sebagai bendungan yang jebol. Sementara bidang-bidang kehidupan yang lain seperti pendidikan, kesehatan, pergaulan, hukum, dll, diibaratkan sebagai rumah-rumah warga, sawah ladang yang terendam air.

Ketika orang-orang mengambil inisiatif untuk membersihkan rumah-rumah mereka maka aktifitas tersebut bukan hal yang sia-sia. Namun sebenarnya aktifitas tersebut tidak tepat ketika kita ingin menyelesaikan persoalan secara menyeluruh.

Hal yang harus dilakukan adalah memperbaiki dari akar/pangkalnya yaitu memperbaiki bendungan tersebut agar persoalan yang dihadapi oleh masyarakat di seluruh bidang kehidupan bisa terselesaikan.

Sementara itu kelompok yang istiqomah menyuarakan penerapan sistem Islam dan mengubur sistem Sekuler-Kapitalis diibaratkan sebagai sekelompok warga yang memperbaiki bendungan dan berusaha menyeru masyarakat untuk memperbaiki bendungan. Kehadiran mereka adalah hal yang wajib, karena warga harus dibukakan mata hati dan fikirannya untuk membantu mempercepat berdirinya sebuah bendungan baru yang akan menyelesaikan persoalan masyarakat. Dan bendungan itu adalah sistem Islam dibawah institusi Khilafah.

Mari bersama menyatukan langkah songsong kebangkitan Islam yang InsyaAllah sudah semakin dekat dibawah naungan Khilafah Islamiyah.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun