Mohon tunggu...
Kahfi
Kahfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat wacana sosial, politik, agama, pendidikan, dan budaya

Manusia bebas yang terus belajar dalam kondisi apapun, Jangan biarkan budaya menjiplak ditengah ekonomi yang retak.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suasana Euforia hingga Bonus Atlet Paralimpiade, Jangan Sampai

9 September 2021   01:24 Diperbarui: 9 September 2021   01:32 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi atlet adalah sebuah pilihan perjalanan hidup seseorang baik dari kalangan ekonomi atas hingga ekonomi rendah. Bagi mereka yang berasal dari keluarga ekonomi atas, tentu memenuhi kebutuhan perlengkapan menjadi atlet bukanlah perkara susah untuk dipenuhi bagi calon atlet.

Tinggal bagaimana proses berjuang, semangat berlatih, dan pantang menyerah saat mengalami berbagai kegagalan dalam pertandingan yang sudah tentu akan menambah jam terbang serta meningkatkan performa dimasa mendatang. 

Sudah tentu, dukungan dan bimbingan dari para pelatih yang memiliki jam terbang sebagai atlet daerah, nasional, dan internasional sangat mudah didapatkan.

Namun, akan berbeda ceritanya manakala calon atlet tersebut berasal dari keluarga yang kurang mampu atau bahkan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hingga keterbatasan anggota tubuh. Mereka harus memilih dengan sangat hati-hati bila hendak memutuskan untuk menjadi seorang atlet.

Sebab, selain dari faktor ekonomi yang sudah tentu akan menjadi tantangan terbesar untuk memuluskan langkahnya menjadi seorang atlet. 

Selain itu ialah perlengkapan penunjang dan bimbingan pelatihan dari para pelatih yang sudah memiliki jam terbang dalam berbagai event mulai dari daerah, nasional, hingga internasional guna menghantarkannya menjadi atlet professional tentu bukan perkara mudah didapatkan bila tidak disertai perjuangan yang serius serta pengorbanan waktu dan tenaga dalam melatih keterampilan cabang olahraga yang akan ditekuni untuk menjadi atlet professional.

Pasca kemenangan Greysia Poli/Apriyani Rahayu saat olimpiade di Tokyo seakan melupakan kondisi Indonesia yang sedang dilanda pandemi sejak 1,5 tahun. 

Masyarakat Indonesia seperti terhipnotis atas kado yang diberikan oleh pasangan Bulutangkis ganda putri Indonesia atas torehan emas setelah sekian lama Indonesia tak pernah merasakan juara melalui nomor ganda putri, setelah berulang kali Indonesia merasaka emas di nomor tunggal putri/putra, Ganda Putra, ini menjadi rekor baru Indonesia yang dicapai oleh Greysia/Apri menjadi juara di Olimpiade 2020 Tokyo. 

Atas capaiannya itu, pemerintah Indonesia memberikan hadiah yang sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup selama masih berkarir sebagai atlet terlebih juga disediakan rumah dan tanah untuk hidup usai tak lagi menjadi atlet.

Baca Juga : Sudikah Melihat Sisi Lain

Bonus Atlet Paralimpiade Tokyo 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun