Mohon tunggu...
Kaharuddin Anshar
Kaharuddin Anshar Mohon Tunggu... Nelayan - Anak kehidupan, tumbuh di lorong desa

bayangan; pencerahan purba dalam membentuk sajak-sajak kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Bernama Engkau

2 November 2019   13:57 Diperbarui: 2 November 2019   13:58 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahukah kau, apa itu rindu. Ketika, Ia bayang yang mengendap-ngendap dibalik kamarmu. Sesekali kau melihatnya, lalu dia menghilang kembali. Rindu adalah tentang datang juga pergi. Dan oleh waktu menyebutnya Engkau.

Seperti tirai dijendelamu, dipagi  engkau menyibaknya lalu matahari menyusup pelan memeluk tubuhmu. Atau ketika malam kau menutup rapat jendelamu, berharap lelap cepat agar bertemu di sepertiga purnama.

Rindu itu, ketika. Ketika ia mengendap-ngendap menuju hatimu, lalu degup jantungmu bagai mesin yang bekerja keras tak mengenal shif bekerja seperti para buruh. Dan kau berkata "jangan mendekat" tetap di sana agar detak tiada henti mengingatmu. Seperti jam dinding di 1/3 malam. Tik tik tik lalu kau memeluknya di hatimu.

Bernama Engkau
Rambuanga, 2 November 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun