Mohon tunggu...
tatang pohan
tatang pohan Mohon Tunggu... -

Berarti sampai mati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tahun Menulis Labuhanbatu 2014

23 Juli 2013   16:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:09 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di bawah temaram bulan purnama seusai shalat subuh saya mencoba untuk menuliskan sebuah mimpi untuk Labuhanbatu di Tahun 2014. Memimpikan sebuah Labuhanbatu Baru yang kaya akan karya tulis dan kreatifitas dimana masyarakatnya gemar membaca dan menulis (reading and writing society). Mungkinkah itu?

Andrea Hirata penulis Laskar Pelangi mengatakan, “Ketika kamu berhenti bermimpi maka saat itulah kamu mati.” Saya tidak ingin mati sebelum kematian yang sesungguhnya menghampiri saya, dan saya kira Anda setuju. Labuhanbatu Menulis 2014 sangat mungkin kita lakukan karena salah satunya adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup besar.

Menurut data Dinas Pendidikan Labuhanbatu tahun 2011, ada 23.357 siswa SLTP dan 20.841 siswa SLTA serta 1.657 guru SLTP dan 1.482 guru SLTA. Jika 1% saja pelajar SLTP menulis puisi, cerpen atau karya tulis lainnya 1 kali per tahun maka akan terdapat 233 buah tulisan, demikian juga pelajar SLTA akan menghasilkan 208 buah tulisan. Bagaimana jika 2x, 3x, dst, tentu akan melipatgandakan jumlah tulisan. Belum lagi ditambah dengan tulisan guru yang bagi saya bisa menulis lebih banyak dan persentase lebih tinggi. Ini belum termasuk data mahasiswa dan dosen yang ada di Labuhanbatu (7 PTS). Bukankah kemampuan menulis mereka lebih baik dan lebih tinggi. Belum lagi jika setiap calon legislatif yang jumlah 600an orang menuliskan gagasan-gagasannya serta setiap kepala desa, camat, SKPD dan Muspida juga menulis? Akan muncul belasan ribu tulisan dan jika dibukukan akan menghasikan puluhan buku karya putra Labuhanbatu.

Menulis itu sulit, apakah mungkin?

Menulis adalah tahap lanjut dari membaca. Anda tidak akan bisa menulis jika Anda tidak membaca. Berarti kita sesungguhnya bisa menulis karena kita pernah dan masih membaca. Seorang teman pernah mengatakan menulis itu seperti kita buang air besar. Jika kita makan maka kita pasti akan buang air besar. Membaca adalah sumber makanan untuk mengeluarkan tulisan.

Kita sesungguhnya pernah dan masih menulis. Pernahkah Anda menghitung berapa banyak sms yang Anda tulis dalam sehari, sebulan atau setahun? Belum lagi status-status Anda di facebook dan kicauan Anda di twitter? Sungguh amat besar jumlahnya dan itu adalah bukti bahwa Anda bisa menulis walaupun Tere Liye pernah mengatakan sms, fb, dan twitter bukan merupakan karya tulis karena itu adalah lisan yang berbentuk tulisan. Paling tidak ada punya gagasan dan modal awal untuk menulis.

Di sekolah-sekolah kita diajarkan untuk menulis dengan cara mengarang, merangkum bahkan membuat makalah. Demikian juga di bangku kuliah dan aktifitas aktifitas guru/dosen yang dituntut untuk menulis apa yang akan diajarkan dan mencatat apa yang diajarkan. Lagi-lagi kita punya kemampuan menulis.

Dimana kita menulis?

Menulislah dari media yang paling mudah dijumpai dan mudah dilakukan. Bagi pelajar dan mahasiswa mulailah menulis di buku-buku catatan Anda. Jika Anda memiliki computer, laptop, tablet dan smartphone tentu akan semakin mudah lagi. Manfaatkan juga social media seperti facebook dengan fasilitas note dan membuat blog. Dari note dan blog inilah nanti Anda akan belajar menilai dan memperbaiki kuantitas dan kualitas tulisan. Sudah sangat banyak penulis terangkat dari blog, sebut saja Pandji Pragiwaksono dan Muhammad Assad yang menginspirasi dan menjadi best seller dengan “Notes from Qatar”nya.

Apakah anak Labuhanbatu bisa?

Sthepen R Covey dalam buku “The 8th Habbits” mengatakan bahwa tahapan perkembangan peradaban manusia akan memasuki Masyarakat Kebijaksanaan (Wisdom Society) yaitu masyarakat yang tidak lagi memikirkan kekayaan material tetapi lebih pada kekayaan spiritual dan kematangan diri.

Sebagai putra Labuhanbatu sudah saatnya kita tinggalkan jargon Labuhanbatu Kabupaten Kaya, Rantauprapat Kota Dollar, dlsb. Saatnya kita memasuki tahapan baru yaitu Labuhanbatu Kabupaten yang Bijaksana, dimana materi bukan lagi menjadi ukuran tetapi bagaimana kita bisa mengembangkan diri dan bermanfaat bagi sesama.

Kemudian kita memiliki cukup banyak media massa yang dapat menjadi penyubur iklim menulis. Sebut saja Metro Rantau untuk Koran lokal; Terkini Online, Info-labuhanbatu dan Labuhanbatu Cyber, dll untuk Media Online. Dengan media ini tulisan kita tumbuh dan berkembang. Ditambah lagi percetakan yang kian subur serta Perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat yang mulai mekar.

Sebagai motivasi kita pernah punya buku yang ditulis oleh putra Labuhanbatu seperti Antologi 3 Penyair Muda Rantauprapat (Said Idlin, Herman & Meidi), Napas Angin (Amin Setiaman), dan sebentar lagi Antologi Sajak Langit Panai (FLP Labuhanbatu), Antologi Puisi Labuhanbatu (Gerakan Labuhanbatu Membaca), Catatan Pinggir (Hamid Pinggir) serta Draf Sejarah Labuhanbatu. Selanjutnya adalah karya Anda.

Sebagai penutup saya ingin mengajak Kita semua untuk menjadi bagian dari semangat dan gerakan ini dengan cara mulai menulis dari sekarang dan dari satu tulisan kecil. Kirim tulisan Anda pada media massa atau media social dan blog.

Sebagai penguat gerakan saya mengajak Anda untuk menuliskan komen kesediaan Anda untuk menjadi bagian dari gelombang ini agar semakin membesar. Sebagai puncaknya kita akan Deklarasikan Tahun Menulis Labuhanbatu 2014 pada HUT Labuhanbatu 17 Oktober 2013 nanti. Akan ada buku yang terbit setiap bulannya pada tahun 2014 dari Anda, dari Komunitas-komunitas dan dari setiap Anak Labuhanbatu.

Gerakan Labuhanbatu Membaca, Forum Taman Bacaan Masyarakat Labuhanbatu, Forum Lingkar Pena Labuhanbatu, Kampung Dongeng Rantauprapat telah menyatakan kesediaannya untuk bergabung dalam Tahun Menulis Labuhanbatu 2014 dan saatnya Anda katakan YA sebagai tanda keikutsertaan.

You may say I’m I dreamer

But I’m not the only one

I hope someday you’ll joint us (John Lenon)

Rantauprapat, 23 Juli 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun