Mohon tunggu...
kafka augusta salim
kafka augusta salim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Bola

Dilema Tim Nasional Garuda: Kontroversi Banyaknya Pemain Keturunan dalam Kesebelasan Tim Nasional Sebak Bola Indonesia

18 Juni 2024   23:31 Diperbarui: 18 Juni 2024   23:44 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bola.okezone.com/read/2024/05/17/51/3009813/ketua-btn-ungkap-alasan-timnas-indonesia-uji-coba-lawan-tanzania-jelang-hadapi-irak-dan-filipina

Tim nasional sepak bola indonesia atau yang biasa disebut timnas oleh masyarakat akhir-akhir ini menuai banyak sorotan dari masyarakat. Permainan yang cantik dan apik yang disajikan oleh timnas berhasil membuat masyarakat terpukau karenanya. Banyak masyarakat yang mulanya tidak antusias, bahkan tidak menonton sepak bola menjadi antusias karenanya, terutama dari kalangan wanita. Hal ini berbeda dari beberapa dekade ke belakang dimana permainan timnas dinilai masih kurang dan tidak terlalu menarik untuk dilihat. Peningkatan permainan timnas yang pesat ini tentu saja menarik animo masyarakat terhadap sepak bola. Hal ini juga menuai banyak respon positif dari berbagai kalangan masyarakat terutama dari netizen di sosial media. namun, dibalik banyaknya respon positif tersebut, tidak sedikit pula respon negatif yang datang dari berbagai kalangan masyarakat.

Respon negatif tersebut muncul karena banyaknya pemain keturunan yang kini memperkuat timnas dan menjadi pemain utama. Sebagian masyarakat menilai bahwa timnas terlalu banyak menggunakan pemain keturunan hingga memperkecil kesempatan pemain lokal untuk bersaing dan memperkuat timnas. Hal ini tentunya menuai berbagai pro kontra dari kalangan masyarakat. Banyak yang berdalih bahwa pemain keturunan juga mempunyai hak yang sama dengan pemain lokal untuk membela timnas, namun juga tidak sedikit yang kontra dengan mengatakan bahwa tidak ada kebanggan jika menang dengan wajah pemain yang dinilai asing dan bahkan tidak lancar menggunakan bahasa Indonesia. namun, banyak juga masyarakat yang hanya FOMO dan ingin akunnya ramai kemudian ikut-ikutan menghujat pemain keturunan.

Masyarakat yang FOMO sering mengatai pemain keturunan sebagai pemain naturalisasi. Padahal pemain keturunan dan pemain naturalisasi jelas berbeda. Pemain keturunan masih memiliki darah Indonesia padanya, sedangkan pemain naturalisasi adalah pemain yang melewati serangkaian proses dan memenuhi beberapa persyaratan sehingga dapat membela timnas, namun tidak memiliki darah Indonesia. Pemain yang saat ini banyak membela timnas adalah pemain keturunan yang masih memiliki darah Indonesia dalam dirinya. Hal itulah yang sering disalah pahami oleh sebagian masyarakat. namun, Tidak sedikit masyarakat yang memang tidak menyukai adanya pemain keturunan.

Masyarakat yang tidak menyukai pemain keturunan tentu saja memiliki banyak faktor di belakangnya. Wajah yang tidak identik dengan wajah Asia adalah salah satunya. sebagian masyarakat menganggap ketika mereka menonton pertandingan timnas, mereka seperti melihat orang Eropa bermain dikarenakan postur dan wajah pemain keturunan yang kebanyakan seperti orang Eropa. Bahasa juga menjadi salah satu hal yang dipermasalahkan oleh mereka yang tidak menyukai adanya pemain keturunan. Memang kebanyakan pemain keturunan yang membela timnas masih tidak bisa berbahasa Indonesia, kebanyakan dari mereka hanya mengetahui satu dua kata atau bahkan tidak sama sekali dikarenakan mereka tinggal di luar negeri sedari mereka kecil. Hal ini dinilai sebagai tindakan tidak nasionalis oleh sebagian masyarakat. Hal itu juga menjadi semakin parah ketika pemain inti timnas didominasi oleh pemain keturunan.

Banyaknya pemain keturunan, baik itu sebagai pemain inti ataupun pemain cadangan semakin menimbulkan pro kontra dari masyarakat. Masyarakat berpendapat bahwa masih banyak pemain lokal yang pantas berada di timnas. Banyaknya jumlah warga Indonesia juga membuat masyarakat berkomentar bahwa seharusnya PSSI lebih fokus untuk mencari bakat dan talenta dalam negeri daripada harus menggunakan pemain keturunan. Liga yang bergulir di Indonesia juga dinilai sia-sia apabila timnas hanya berisi pemain keturunan yang kebanyakan bermain di luar negeri, yang berakibat bahwa sebagian masyarakat menganggap tidak ada gunanya liga Indonesia dijalankan. namun, banyak juga masyarakat yang pro akan hal ini. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa liga indonesia memiliki kualitas yang buruk sehingga lebih baik para pemain timnas bermain di luar negeri saja atau dikenal dengan istila abroad.

meskipun tidak sedikit masyarakat yang kontra terhadap adanya pemain keturunan di timnas, masih banyak masyarakat yang beranggapan positif mengenai pemain keturunan. Sebagian masyarakat menganggap bahwa tidak ada masalah jika pemain keturunan membela timnas, hal ini karena mereka juga masih memiliki darah Indonesia walaupun sedikit, sehingga mereka juga memiliki hak yang sama dengan pemain lokal. Pemain keturunan juga dinilai lebih baik dalam bermain sepak bola dikarenakan kebanyakan dari mereka bermain di liga luar negeri yang memiliki kualitas liga jauh lebih baik daripada liga di Indonesia. Pemain keturunan juga dinilai memiliki postur tubuh yang lebih baik dari pemain lokal serta memiliki rasa kedisiplinan yang lebih tinggi.

Terlepas dari semua pro kontra mengenai pemain keturunan, kita sebagai rakyat Indonesia seharusnya tetap mendukung penuh timnas apapun yang terjadi. Hal ini karena baik pemain keturunan maupun pemain lokal, mereka sama-sama berjuang demi timnas Indonesia, demi sang garuda. Tidak seharusnya kita membeda-bedakan dan tidak seharusnya kita menghujat timnas, apalagi membanding-bandingkan antara pemain keturunan dan pemain lokal. Kita harus terus mendukung timnas dalam keadaan apapun dan siapapun yang bermain di dalamnya, karena kita mempunyai tujuan yang sama, yaitu timnas indonesia menjadi lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun