Mohon tunggu...
Dadang Ismawan
Dadang Ismawan Mohon Tunggu... -

men-SUNDA-kan DUNIA, men-DUNIA-kan S.U.N.D.A. . . !!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kiai Nasalkom

4 Januari 2013   02:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:32 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kakeku dari bapak, beragama NU, adalah kiai yg menjadi pedagang, dg alasan "Haram menjual ayat atau ilmu" dg hobby sepak-bola. Stiap menonton sepak-bola, slalu berpesan pd anak2nya, agar jangan berdoa untuk Tim-Favoritnya, karena Tuhan bersikap NETRAL dalam pertandingan SEPAK-BOLA. Dg kata lain, banyak latihan apabila mau menang dalam sepak-bola.
Sedangkan kakeku dari Ibu, beragama Muhammadiyah adalah Kiai yg menjadi Komandan-HIZBULLOH dalam melawan Belanda. Stiap akan bertempur, pada Anak buahnya, stiap memberi arahan, bilang "Dalam PERANG, jangan berdoa pd Tuhan, karena Tuhan bersikap NETRAL dalam PERANG" dg kata lain, menang-tidaknya dalam perang, ditentukan oleh banyaknya LATIHAN.
Lalu, Uwa kakeku dari bapak, adalah Kiai yg menjadi Pengurus PKI, stiap akan berkampanye, slalu berpesan pd kadernya "Dalam penggalangan massa, gak usah berdoa pd Tuhan, krena dalam POLITIK, Tuhan bersikap NETRAL" dg kata lain, untuk menarik simpati Rakyat, perbanyaklah latihan berSILAT-LIDAH.
Sementara Uwak-Aki dari Ibu, adalah Kiai yg berkiprah di PSII, namun berpandangan LIBERAL, stiap ceramahnya, slalu berkata "Jangan berdoa meminta rejeki pd ALLAH SWT, karena Tuhan telah menyediakan segala hal, jauh sbelum manusia diturunkan ke Dunia ini" dg kata lain, tugas MANUSIA adalah mengelola dan meolah ALAM yg telah tersedia, dg sendirinya TAK PERLU meMINTA lagi.
Dari Kakek2ku yg Kiai, semuanya berAROMA-NASIONALIS, karena lebih mencintai keSUNDAannya dari pada Agama keARABan.
Dan tentu saja, semua diperSATUkan oleh NASALKOM = Nasionalis-Agama-Liberal-Komunis

Rawa Bambu, 291212

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun