Mohon tunggu...
Kafhayes Hamimsikof
Kafhayes Hamimsikof Mohon Tunggu... -

Lahir di Bone-Sulsel, sekarang menetap di Kolaka-Sulawesi Tenggara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuhan dan Egoisme Para Istri

18 Oktober 2010   09:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:20 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di akhirat nanti Tuhan memarahi para istri-istri yang tidak rela dimadu, ceritanya begini : Saat ituTuhan sedang mengumpulkan para GADIS TUA, PELACUR dan LESBIAN. Maka Tuhan pun menanyai mereka "Hai kalian..... kenapa tidak menikah???" sekumpulan GADIS TUA diberi kesempatan pertama untuk menjawab ; "oh Tuhan, sayangilah kami, sebenarnya kami juga mau menikah.... bahkan kami siap menjadi istri kedua, ketiga, atau pun yang keempat. namun Si FULANA binti FULAN tidak mau berbagi suami". Hieks...hieks...hieks... tangis para Gadis Tua membasahi Surga Setelah mendengarkan keterangan dari para Gadis Tua, maka selanjutnya Tuhan mempersilakan kepada para PELACUR untuk mengeluarkan uneg-ungegnya. "Bagaimana dengan kalian hai para pelacur" kata Tuhan dengan tegas, lalu para para pelacur tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini untuk mengadukan kepada Tuhan segala keluh-kesahnya yang tidak pernah didengarkan oleh para pemuka agama dan pemerintah selama ini, segera dia membongkar skandal masa lalunya dan dengan lantang mereka berkata "Oh Tuhan ampunilah segala dosa-dosa kami, sebenarnya kami benci pekerjaan kami sebagai pelacur, kami juga butuh suami untuk menafkahi kami tapi para istri berkonspirasi dengan Negara mereka menciptakan regulasi yang disebut Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1983 untuk memproteksi suaminya agar tidak menikah lagi, akhirnya kami dijadikan kekasih gelap para APARAT NEGARA, yang antara lain : Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, Menteri, Anggota DPR/DPRD, Polisi, Jaksa, Hakim, Tentara, dan lain-lainnya. Semua berselingkuh dengan kami. Mereka para istri mendoktrin suaminya "kalau sudah makan sate, buang tusuknya, jangan pelihara kambing" Hieks...hieks...hieks... tangis para pelacur membasahi api neraka... Kini kesempatan terakhir diberikan kepada para LESBIAN untuk menjawab, "Oh Tuhan maafkanlah kami, ini adalah pilihan yang terpaksa kami lalui, karena bila hasrat kami telah tiba kami mesti menyalurkan kemana? Para suami-suami sudah digembok celana dalamnya, yang pegang kunci gembok itu adalah para istri-istri jadi terpaksa kami melakukannya kepada para wanita karena kami lebih mudah menjumpai paha wanita dari pada paha laki-laki. Hieks...hieks.... hieks.... jerit pilu para lesbian. Selanjutnya.... apakah yang akan terjadi...? akankah Tuhan menghukum mereka yang tidak menikah, akankah Tuhan menghukum para pelacur yang bekerja demi sesuap nasi...? apakah Tuhan akan menghukum para Lesbian, dan Apakah para istri yang tidak rela dimadu yang menjadi causa prima dari permasalahan diatas yang akan mendapatkan hukuman dari Tuhan...? Hingga saat ini saya belum menemukan jawabannya, silakan cari sendiri. Yang pasti, pahala wanita yang rela dimadu sama besarnya pahala laki-laki yang terbunuh disaat berjihad dijalan Allah. Selamat merenung...! Akhirnya, sampailah pada suatu kesimpulan, bahwa egoisme wanita yang tidak rela dimadu akan menciptakan jutaan pelacur, gadis tua, dan lesbian. Jadi secara tidak langsung wanita yang tidak rela dimadu ikut menghancurkan masa depan manusia. Kolaka, 20 Agustus 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun