Jika sempat berkunjung ke Kalimantan Selatan, khususnya di seputar Kota Banjarmasin dan kebetulan ingin merasakan sensasi petualangan yang beda dari biasanya, tidak ada salahnya memilih jalan-jalan ke arah Kota Pelaihari, Kabupaten Tanah laut. Sepanjang jalan dari Banjarmasin menuju Kabupaten yang pada era 80-an sempat "dicoba" menjadi daerah pengembangan industri gula nasional ini mempunyai banyak tempat-tempat eksotis yang layak menjadi rekomendasi untuk hangout bersama keluarga.Â
Tungku besar untuk nerebus jagung di depan setiap rumah warga
Salah satu tempat yang layak menjadi destinasi
hangout adalah kemunculan si "Kampung
Jagung Manis" di Desa Pandahan, Kecamatan Bati-Bati yang berjarak sekitar 30 km dari pusat Kota Banjarmasin atau masih separuh perjalanan menuju Kota Pelaihari yang dikenal sebagai "Yogyakarta-nya" Kalimantan Selatan. Di desa Pandahan, Kecamatam Bati-Bati ini bisa ditemukan sebentuk kekhasan budaya yang tumbuh dari
landscape alam khususnya budaya pertanian masyarakat setempat yang terbentuk oleh kombinasi geografis berupa dataran rendah rawa-rawa lebak dan dataran tinggi berupa perbukitan khas Kabupaten Tanah laut.
Jagung manis rebus selalu diserbu pembeli
Desa Pandahan, Kecamatan Bati-Bati dikenal masyarakat Kalimantan Selatan sebagai gudangnya
jagung manis
(Zea Mays Saccharata), yaitu jagung yang mempunyai cita rasa lebih manis dari pada jagung-jagung pada umumnya, biasanya disajikan dalam bentuk rebusan. Selain itu, desa ini juga banyak dikenal sebagai kampungnya "galam"
(Melaleuca leucadendron), yaitu sejenis tumbuhan rawa-rawa yang bisa dimanfaatkan untuk material bangunan. Â Dijuluki kampung galam, karena desa yang berada di tepi jalan raya Banjarmasin-Batulicin ini sejatinya dikelilingi oleh rawa lebak yang ditumbuhi vegetasi hutan pohon galam, sekaligus merupakan penghasil kayu galam terbesar, sehingga tidak heran jika di desa ini juga banyak terdapat penjual kayu galam berbagai ukuran dan peruntukan yang di tempatkan di depan rumah dengan konfigurasi susunan yang unik. (Insya Allah akan saya tulis pada artikel berbeda).
Batang kayu galam yang disusun di depan rumah warga
Dari Kota Banjarmasin, untuk menuju ke arah Desa Pandahan, Kecamatam Bati-Bati berati kita harus mengambil arah menuju luar kota ke arah Bandar Udara Syamsoedin Noor, Â Banjarbaru dengan menyusuri jalan Ahmad Yani. Sampai di bundaran Liang Anggang atau monumen sekaligus makam Pahlawan Nasional H. Hasan Basri di km 20, sampai disini kita harus hati-hati, karena bundaran Liang Anggang ini memberi akses ke arah 4 jalan menuju 3 kota berbeda, yaitu lurus kearah Banjarbaru dan bila memutar kearah kanan bisa kearah Batulicin dan 2 akses berikutnya adalah ke arah Pelabuhan Tri Sakti, Kota Banjarmasin via jalan Soebardjo atau lingkar Selatan dan satunya lagi Ke arah Kota Banjarmasin via jalan Ahmad Yani yang kita lewati sebelumnya.Â
Jadi dari bundaran  Liang Anggang ini, kita memutar sedikit ambil arah menuju Kota Pelaihari atau Batulicin (kedua kota ini memang satu arah). Memasuki daerah Landasan Ulin Selatan ini kita akan bertemu dengan kawasan industri dan pergudangan, tapi setelah berjalan sekitar 3km kita akan mulai bertemu dengan perkampungan penduduk khas Kalimantan Selatan berikut hutan pohon galam yang sambung menyambung dengan rawa-rawa lebak yang banyak ditumbuhi berbagai tanaman rawa. Sepanjang perjalanan, selain disuguhi vegetasi hutan galam dan rawa lebak, kita juga akan disuguhi hamparan lahan kosong yang sangat luas layaknya padang savana yang ditumbuhi tumbuhan rawa mirip sejenis rumput ilalang yang tingginya lebih dari 1 meter. Berada disini, serasa berada di dunia lain.
Padang savana ala Kalimantan Selatan
Setelah melalui perkampungan dengan kayu galam yang disusun rapi di halaman depan rumah, tidak berselanng lama kita bertemu dengan si Kampung Jagung Manis alias Desa Pandahan, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut.
Di kampung ini, sepanjang jalan di sebelah kanan atau kiri jalan raya sejauh kira-kira 1 km, kita akan menemukan pemandangan unik berupa jagung-jagung yang bertebaran hampir disetiap rumah warga. Ada yang masih dalam karung, ada juga yang di hampar (Bhs. Banjar ; urai), tapi sebagian bessar Jagung-jagung manis tersebut biasanya di gantung pada tempat khusus yang mudah dilihat untuk menarik pengunjung, berdekatan dengan jagung-jagung manis rebus yang siap santap di meja pajangan berikut tungku dan wadah besar untuk merebus jagung yang berada di sebelahnya.
Jagung manis disepanjang jalan
Kalau tidak terburu-buru, kita bisa menikmati sajian jagung manis seharga 3000 rupiah perbiji ini sambil duduk-duduk bersama keluarga di bangku-bangku sederhana yang disediakan oleh penjual jagung sambil menyeruput es teh (di Banjar disebut Teh es manis) atau teh manis hangat, rasanya.... hmmmm! Jangan ditanya deh, bisa bikin ketagihan! Apalagi bagi yang suka bercengkerama dengan dunia baru, adat istiadat dan budaya baru! Berinteraksi dengan masyarakat setempat yang mempunyai warna budaya khas masyarakat Banjar
plus berbagai produk dari akulturasi geografis dan budaya yang datang tentu akan memberikan pengalaman yang unik. Tapi kalau memang terburu-buru, bisa juga kok beli jagung manis rebus  terus dibawa pergi, dijamin rasanya tidak akan berubah, tetap manis! Enggak percaya? Coba sendiri yuk!
Cara mencoba jagung manis yang baru direbus
Setelah singgah di Kampung jagung manis Desa Pandahan ini, bagi yang ingin melanjutkan petualangan bisa juga  langsung menuju ke destinasi
wisata alam yang paling dicari oleh wisatawan yang datang ke Kabupaten Tanah Laut, khususnya di daerah Kecamatan Bati-Bati, yaitu Kerbau rawa
(Bubalus bubalis) yang hidup liar di Desa Benua Raya, yang posisinya tidak terlalu jauh dari Desa Pandahan.Â
Berbeda dengan Kerbau Rawa yang ada di daerah Danau Panggang, Hulu Sungai Utara yang mempunyai kandang terapung dan mempunyai pemilik, kerbau rawa di Desa Benua Raya merupakan jenis Kerbau rawa liar yang hidup bebas di alam. Mau merasakan sensasi melihat aktifitas liar mereka? Ayo, tunggu apalagi! Segera tulis dalam wishlist  daftar tempat wisata yang akan anda kunjungi pada liburan mendatang. Yuk ke Kalimantan Selatan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya