Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

InspiraTrip! Yuk, Jalan-jalan ke Gang Dolly!

15 November 2015   01:41 Diperbarui: 15 November 2015   07:35 1711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gang Dolly 

(Sumber foto : disini)

Siapa yang tak tahu Gang Dolly? Sebuah gang legendaris yang konon di Mancanegara lebih dikenal daripada nama Kota yang menjadi "pemilik-nya", Surabaya? Yaaaah, posisinya kurang lebih sama dengan Pulau Bali dengan Negara Indonesia-lah.....

Sekedar flashback, Gang Dolly dikenal luas sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara! ck...ck...ck.....! Disebut-sebut "mengalahkan" lokalisasi Pat Pong di Bangkok Thailand dan Geylang di Singapore, sudah beroperasi berpuluh-puluh tahun lamanya. Bahkan ada yang mengatakan sejak jaman penjajahan Belanda. Hal ini merujuk dari penamaan lokasinya Gang "Dolly" yang jelas-jelas bukan nama asli Indonesia. Menurut beberapa sumber nama Dolly di ambil dari nama Dolly Van De Mart, yaitu seorang perempuan keturunan Belanda yang pertama kali membuka wisma dengan segmen pelanggan utamanya tentara Belanda yang bertugas di Indonesia. Sudah barang tentu saat itu didalam wisma berisi wanita-wanita cantik pilihan "kelas" bule.

Gang Dolly 

(Sumber foto : merdeka.com)

Sebenarnya yang disebut-sebut Gang Dolly bukan gang seperti namanya tapi sebuah jalan raya Putat Jaya. Secara Administratif masuk wilayah kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan Kotamadya Surabaya, 'Kota Pahlawan" yang juga Ibu Kota Propinsi Jawa Timur. Letaknya yang "strategis" di tengah-tengah Kota Surabaya, menjadikan lokalisasi yang satu ini dianggap sebagai "duri dalam daging" oleh banyak kalangan, walaupun tidak sedikit juga yang mengatakan "tidak ada durinya kok dalam daging di Gang Dolly.....!!!" ha...ha...ha....terserahlah! Sehingga pro dan kontra keberadaan Gang Dolly seperti bagian tak terpisahkan dari perjalanan sejarah Kota Surabaya sampai saat ini meskipun sudah ditutup oleh Walikota Surabaya. Itulah fenomena Gang Dolly yang di caci tapi kadang juga ngangeni.

 ngangeni....!?

(Sumber Foto : merdeka.com) 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun