Banjarmasin sejauh ini lebih dikenal masyarakat Indonesia dengan julukan Kota 1000 Sungai, karena memang banyak sungai besar dan kecil yang membelah daratan Kota Banjarmasin. Tidak tanggung-tanggung, salah satu sungai terpanjang dan terlebar di Indonesia, Sungai Barito juga membelah Kota Banjarmasin.
Tahukah anda, Banjarmasin tidak hanya mempunyai 1000 Sungai, saja? tapi juga 1000 pemadam kebakaran!? Bahkan untuk Kota 1000 Pemadam Kebakaran ini Kota Banjarmasin sudah mendapatkan pengakuan dari MURI (Musium Rekor Dunia dan Indonesia) besutan Bos Jamu Jago, Jaya Suprana. Tercatat, Kota Banjarmasin telah 2 kali. mendapatkan pengakuan MURIÂ untuk urusan banyaknya pemadam kebakaran.
Pertama, tanggal 26 September 2004 dengan catatan rekor "Barisan mobil Pemadam Kebakaran Terpanjang Se-Indonesia dan Asia Tenggara" rekor ini merujuk pada deretan barisan mobil pemadam kebakaran yang berbaris di jalanan TEPI SIRING Sungai Martapura yang panjangnya hampir 2000 meter atau 2 Km. Padahal itu baru armada yang berbentuk mobil yang dihitung, tidak termasuk kapal/perahu DAMKAR, dan armada transportasi lain (roda 2 dan 3) yang di domodifikasi menjadi armada DAMKAR. Kalau semua dihitung, jumlah bisa bertambah jadi 2 kali lipat.
Kedua, tanggal 23 Agustus 2015 dengan catatan rekor "Barisan Pemadam Kebakaran Swadaya Masyarakat Terbanyak" hebatnya lagi, rekor ini tidak hanya sebatas lingkup di Indonesia saja tapi "Se-Asia ". Rekor terbaru ini, dipecahkan oleh barisan Pemadam Kebakaran Swata di Banjarmasin , baik yang berafiliasi pada beberapa organisasi aupun yang berdiri sendiri.
Menilik pada banyaknya barisan pemadam kebakaran yang ada di Kalimantan Selatan khususnya Kota Banjarmasin, sebenarnya sangat wajar. Karena catatan musibah kebakaran di Kalimantan Selatan termasuk Kota Banjarmasin juga "rekor" tersendiri. Mungkin karena dianggap musibah, makanya MURI tidak memberikan penghargaan tersendiri untuk "rekor" yang satu ini. Menurut Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan UPTD DAMKAR Pemko Banjarmasin, Zuliansyah seperti yang dilangsir pada beberapa media masa.
Setiap tahun jumlah kebakaran di Kota Banjarmasin, tembus diatas 100 kejadian. Sedangkan tahun 2015, sampai akhir bulan Nopember tercatat telah terjadi 92 musibah kebakaran di wilayah kerjanya. Wooooow! Dari data tersebut 90% disebabkan oleh hubungan arus pendek listrik. selebihnya karena human error seperti, lupa mematikan lilin ketika mati lampu, membuang puntung rokok sembarangan dll. Kondisi ini diperparah oleh sebagian besar rumah warga Kalimantan Selatan yang terbuat dari kayu.
Di balik besarnya potensi kebakaran di Kalimantan Selatan, ada fakta unik sekaligus mencengangkan! Ternyata, Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan tidak mempunyai Dinas Pemadam Kebakaran. Naaah lhoooo? Selama ini Barisan Pemadam Kebakaran di Banjarmasin sebagian besar tumbuh dan berkembang dalam pengelolaan mandiri masyarakat, makanya dalam piagam rekor yang dikeluarkan MURI ada kata swasta untuk menyebut barisan pemadam kebakaran di Banjarmasin.
Keberadaan barisan pemadam kebakaran, bagi masyarakat Banjarmasin, tergolong pada kebutuhan primer. Karenanya, atas kesadaran sendiri, masyarakat merasa perlu untuk membangun sendiri kelengkapan sarana dan prasarana barisan pemadam kebakaran di wilayahnya masing-masing sekaligus personil atau relawan yang siap siaga selama 24 jam. Hebatnya, hampir semua personil dan relawan yang ada tidak dibayar sepeserpun untuk melakukan berbagai aktifitas yang berhubungan dengan penyelamatan.
Sekedar informasi, relawan Barisan pemadam kebakaran di Kalimantan Selatan, termasuk Kota Banjarmasin tidak hanya berjibaku dalam memadamkan kebakaran saja, tapi mereka juga akan "bertugas" dalam berbagai operasi penyelamatan lainnya seperti, pencarian korban tenggelam, kecelakaan lalu lintas, evakuasi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, bahkan evakuasi binatang berbahaya seperti ular berbisa yang nyasar di rumah warga.