Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cerita Pohon Seho, Bakar Nyala dan Gendutnya Cucur Tu ur Ma'asering di Tomohon

15 Desember 2024   00:03 Diperbarui: 19 Desember 2024   08:24 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tuur Ma'asering di Kota Tomohon | @kaekaha

Di dalam mini bus yang mulai menyusuri jalanan di pinggiran Kota Manado itu, saya sama Aray benar-benar menikmati nasi kuning dengan lauk suwiran ikan tuna itu. Dunia benar-benar serasa milik kami berdua yang saat itu sama-sama sedang lapar berat. Lainnya yang duduk di belakang? Ngontrak...he...he...he! 

Saat itulah, Mbak Icha tiba-tiba memberi kabar mengejutkan sekaligus menyenangkan! Ternyata, perjalanan rombongan kami tidak langsung mengarah ke salah satu hotel bintang 4 kenamaan di Manado tempat kami menginap untuk check-in dan istirahat seperti dalam break down agenda yang telah dibagi sehari sebelumnya, tapi justeru mengarah ke Kota Tomohon, tepatnya ke Tu ur Ma'asering dan semuanya tidak lepas karena adanya perintah khusus dari komandan!

Asyeeeek, ini benar-benar rejeki nomplok bagi kami. Selain tidak ada dalam agenda kunjungan, bonus halan-halan dan wawasan juga pengetahuan baru jelas sesuatu banget bukan!

Nasi Kuning Ikan Tuna dari RM. Saroja | @kaekaha
Nasi Kuning Ikan Tuna dari RM. Saroja | @kaekaha

Meskipun agak kepayahan, salah satunya karena penerbangan estafet yang lumayan lama dan melelahkan, tapi kami sangat antusias dan menikmati perjalanan menyusuri ruas jalanan yang cenderung berliku, ramai tapi lancar menuju Tuur Ma'asering di Kota Tomohon senja hari itu.

Di sepanjang jalan, kami tidak menyia-nyiakan keberadaan Oom Driver yang sayangnya saya lupa mengingat namanya, kecuali nama marga beliau yang memang identik dan khas nama-nama dari Minahasa. Kepada beliau kami menanyakan apa saja yang ingin kami ketahui tentang Sulawesi Utara dari A sampai Z.

Kerennya, selayaknya seorang guide profesional, Si Oom Driver yang setengah baya ini ternyata mempunyai keluasan wawasan dan pengetahuan tentang pariwisata, juga kekayaan tradisi serta budaya masyarakat Sulawesi Utara yang diatas rata-rata. Ini yang patut dicontoh oleh semua pelaku usaha pariwisata di daerah lain nusantara! Apapun profesinya, dimanapun tinggalnya!

Menuju Tomohon | @kaekaha
Menuju Tomohon | @kaekaha

Sayang, obrolan kami relatif tidak berlangsung lama, karena gelap malam yang diiringi dengan turunnya gerimis di antara kabut tipis yang tiba-tiba seperti menyelimuti sekitar kami menjadikan Oom Driver seperti kesulitan menemukan jalan menuju Tu ur Maasering yang menurutnya sudah lumayan sering beliau lewati untuk mengantar tamu. "Tapi itu siang hari!" Kata Oom Driver. Waduuuuh!

Di sepanjang perjalanan tersisa ini, suasana jalan yang sepertinya cenderung menanjak dan berliku suasananya sangat sepi dan relatif gelap gulita, hanya sesekali saja ada lampu penerangan jalan yang justeru menambah dramatis suasana. Bahkan ketika Oom Driver sempat menyebut dan menunjukkan lokasi Pasar Ekstrim Tomohon yang termasyhur itu, kami tidak melihat apapun selain siluet bangunan di sebelah kanan jalan kami.

Ditengah-tengah kepanikan berada di "dunia lain" yang memaksa kami untuk tidak bisa melihat apapun itu, tiba-tiba beberapa di antara kami malah merasa mabuk berat, eh mabuk darat ding! Perut terasa mual, kepala tiba-tiba terasa pening dan udara di dalam minibus terasa lebih pengab dari sebelumnya, hingga membuat beberapa di antara kami tidak tahan lagi menahan isi perut untuk tidak keluar. Hadeeeeeh! He...he...he...he.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun