Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Malem Mingguan Bareng Kidungan Jula-Julinya Cak Kartolo Cs, Yuk!

3 Februari 2024   20:42 Diperbarui: 3 Februari 2024   21:21 1756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagupon omahe doro

Melok Nippon soyo sengsoro

Bagi penikmat seni kidungan jula-juli khas Suroboyoan, tentu tidak asing dengan parikan juli-juli legendaris yang dulunya pernah di populerkan oleh Cak Gondo Durasim diatas!

Parikan Jula-juli atau pantun melayu khas Jawa Timuran yang biasanya ditembangkan atau dinyanyikan dengan pakem kidung jula-juli , sehingga kelak juga dikenal sebagai kidungan jula-juli, legendaris dari maestro kesenian Ludruk yang nama besarnya sekarang di abadikan sebagai taman budaya di kota Surabaya diatas, di jamannya pernah menjadi trigger perlawanan terhadap pemerintahan penjajahan Jepang. Keren kan!

Ringin gedi panggonane dedemit

Pring lumpang sesajeni Danyang

Pengen rabi orang duwe dhuwit

Paling gampang ya dijepitne Lawang

Perkembangan seni parikan Jula-juli ataupun kidungan jula-Juli sebagai bagian dari ciri khas kesenian ludruk, kesenian drama khas Jawa Timuran, kondisinya justeru lebih baik dari pada kesenian ludruk, induknya!

Jika kesenian ludruk kondisinya kurang lebih sama seperti kesenian drama tradisional lainnya di Nusantara yang dalam kondisi selayaknya, hidup segan mati tak mau, maka seni parikan Jula-juli ataupun kidungan jula-Juli sampai saat ini masih lumayan berkibar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun