Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Het Paradijs Van Java, Menjelajah Surga Sumedang Lewat Buku

22 Januari 2024   20:46 Diperbarui: 22 Januari 2024   21:22 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah Het Paradijs Van Java atau bisa dimaknai sebagai "Surga dari Tanah Jawa" muncul pertama kali tahun 1939 sebagai judul sebuah buku, karya dari Wijnand Elbert Kerkhoff, fotografer berkebangsaan Belanda yang berisikan foto-foto berikut narasi keelokan beberapa destinasi alam dan juga keunikan citra sosial budaya masyarakat Sumedang saat itu.

Buku yang menjadi tonggak sejarah pariwisata Sumedang dan bumi Preanger atau Parahyangan di era kolonial ini cukup berhasil mencuri perhatian masyarakat eropa untuk benar-benar datang ke Hindia Belanda, nama Indonesia saat itu, khususnya ke kawasan Surganya Pulau Jawa, Sumedang.

Buku Sumedang Het Paradijs Van Java | @kaekaha
Buku Sumedang Het Paradijs Van Java | @kaekaha

Mengambil spirit buku Het Paradijs Van Java-nya Wijnand E. Kerkhoff yang menjadikan Sumedang di masa lampau mendunia, pemerintah Kabupaten Sumedang yang sekarang sedang getol-getolnya membangun citra pariwisata Sumedang sebagai destinasi pariwisata level dunia melalui berbagai strategi aktual, akhirnya menerbitkan buku pariwisata dengan judul relatif identik, "Sumedang, Het Paradijs Van Java".

Buku yang bisa dimaknai sebagai jilid ke-2 alias sekuel Het Paradijs Van Java-nya Wijnand E. Kerkhoff ini merupakan hasil kerjasama cantik antara pemerintah Kabupaten Sumedang dengan penerbit nasional Bitread Publishing yang banyak dikenal oleh penulis Indonesia dengan produk even menulisnya yang visioner dan fenomenal, Writingthon.

Writingthon merupakan sebuah akronim dari frasa Writing Marathon. Sebuah even menulis unik dan menantang adrenalin yang dilakukan secara marathon di satu waktu dan tempat karantina dengan target langsung dicetak menjadi buku. Keren kan!?  

Bisa ditebak! Buku setebal 200 halaman ini memang "hasil" dari even menulis nasional dengan titel "Writingthon Jelajah Kota Sumedang" yang diadakan beberapa hari pada akhir 2020 silam, pas sedang ramai-ramainya pembatasan sosial akibat Pandemi Covid-19 di Indonesia dan dunia. Ini yang menjadikan tantangan dalam even ini jadi ngeri-ngeri sedap!


Buku yang terbit pada 2020 ini merupakan "potret" hasil penjelajahan di berbagai destinasi wisata dan budaya di seputaran Kabupaten Sumedang oleh 20 penulis yang datang dari  berbagai daerah di Indonesia yang sengaja dikumpulkan untuk dikarantina di Kampung Karuhun, sebuah destinasi wisata alam dan budaya di kawasan Sumedang Selatan yang masih sangat asri, sejuk dan menenangkan.

Menariknya, dalam daftar penulis yang terlibat dalam project  "Writingthon Jelajahi Kota Sumedang" sekaligus penulisan buku ini, juga terdapat nama-nama Kompasianer. Selain saya, ada beberapa Kompasianer top seperti Bang Andri Mastiyanto yang juga Kompasianer of The Year 2022.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun