Aliling merupakan sebutannya Urang Banjar di seputaran Kota Banjarmasin alias Urang Banjar dengan dialek Banjar Kuala untuk sejenis keong kecil berwarna kehitam-hitaman yang habitatnya adalah air tawar perairan darat dengan pergerakan cenderung lamban, jernih dan bersih, berdasar lumpur dan ditumbuhi rerumputan air, seperti persawahan, rawa-rawa, pinggiran sungai dan irigasi.
Sedikit berbeda, urang banjar di pahuluan atau di seputaran kawasan hulu sungai yang berdialek bahasa Banjar Hulu, menyebut aliling dengan sebutan haliling, ada tambahan "H" di depannya.
Selain aliling atau haliling ini, sebenarnya ada beberapa lagi jenis keong air tawar yang dikenal Urang Banjar, seperti katuyung dan kalimbuai. tapi untuk yang ini kita bahas diartikel berbeda ya!
Aliling biasa hidup bergerombol atau berkoloni dan bisa berkembang biak sangat cepat dengan cara bertelur, pada masa musim kawin, yaitu di musim penghujan.
Bagi Urang Banjar secara umum, populasi aliling yang sangat melimpah biasa dimanfaatkan sebagai sumber pangan pilihan maupun alternatif, tidak hanya sebagai lauk pauk, tapi juga bisa diolah menjadi camilan yang sedapnya bikin kangen!
Baca Juga : Â Ini Beda Si Gendut "Adangan dan Hadangan"Â
Aliling yang memang mirip dengan tutut atau keong sawah ini, bentuknya secara umum seperti kerucut membulat dengan warna hijau-kecoklatan atau kuning kehijauan yang cenderung gelap.
Secara umum, aliling mempunyai tinggi cangkang sampai 40 mm dengan diameter 15-25 mm. Bagian pada puncak cangkang aliling agak runcing, sedangkan tepiannya menyiku tumpul pada yang muda dengan seluk agak cembung berjumlah antara 6-7 yang membesar di bagian akhir. Pada bagian mulutnya membundar dengan tepinya bersambung dan tidak melebar yang umumnya berwarna kehitaman.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!