Mbah Kung atau Mbah Kakung termasuk orang yang sangat romantis. Di usia senjanya, beliau masih saja bisa mengeluarkan kata-kata romantis kepada Mbah Uti, meskipun Mbah Uti sendiri kadang-kadang nggak ngreken, karena beliau sendiri juga sudah agak pelupa dan kurang mendengar.
Mbah Kung biasa memanggil Mbah Uti dengan panggilan honey, cantik, sayang, darling, my love dan lain-lainnya. Romatis kan!
Pada suatu sore, Mbah Kung kedatangan tamu, Mbah Jalu sahabat lama, teman sekolah Mbah Kung dan juga Mbah Uti.
"Sayangku, ini ada tamu!" Mbah Kung memberi tahu kedatang Mbah Jalu kepada Mbah Uti.
"Oh ya, yuk masuk-masuk!" Mbah Uti mempersilakan Mbah Jalu masuk.
"Sekalian ulahkan es teh manis sama kuenya ya, darling!" Mbah Kung menyuruh Mbah Uti.
"Weeee keren kalian berdua ini, masih saja bisa romantis-romantisan", Mbah Jalu memuji romantisnya sikap Mbah Kung ke Mbah Uti
"Maksudmu?" Tanya Mbah Kung balik.
"Dari tadi, aku perhatikan kau panggil istrimu, sayanglah, cintalah, darling, my love dan lain-lainnya, apa resepnya!?" Jawab Mbah Jalu.
"Ini serius, antara aku dan kamu ya! Jangan kasih tahu siapa-siapa apalagi istriku, sebenarnya aku memanggil begitu karena aku lupa nama istriku!" Jawab Mbah Kung Sambil tertawa.