Dari Al-Aswad, ia bertanya pada ‘Aisyah, “Apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan ketika berada di tengah keluarganya?” ‘Aisyah menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membantu pekerjaan keluarganya di rumah. Jika telah tiba waktu salat, beliau berdiri dan segera menuju salat.”
(HR. Bukhari)
Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari diatas, dengan jelas memberi gambaran bagaimana keseharian Rasulullah SAW, khususnya dalam posisinya sebagai seorang suami, ayah dan sebagai kepala keluarga.
Seperti kita ketahui dan pahami, selain peran domestik seperti diatas, Rasulullah SAW juga mempunyai sederet "jabatan" mentereng yang tidak semua orang bisa dan berkesempatan mengembannya di saat bersamaan, seperti pemimpin umat, pemimpin pemerintahan, panglima perang dan lain-lainnya.
Sehari-hari, Nabi Muhammad SAW selayaknya seorang "bapak rumah tangga" yang tidak segan-segan apalagi malu untuk melakukan pekerjaan domestik atau pekerjaan rumah tangga yang sekarang mungkin lebih kita kenal sebagai pekerjaan perempuan.
Tidak hanya pekerjaan domestik yang orientasinya "membantu" meringankan pekerjaan isteri saja, bahkan kesahajaan Rasulullah SAW juga terlihat dari kebiasaan beliau yang selalu "membiasakan diri" untuk melayani diri sendiri atau tidak merepotkan istri untuk melakukan pekerjaan rumah tangga yang beliau sendiri mampu melakukannya, meskipun sebenarnya isteri-isteri beliau pasti berebut untuk melayani beliau, seandainya beliau mau.
Baca Juga: Bacary Sagna dan "Kisah Perjodohannya" yang Membuat Iri Jutaan Pria di Dunia
Rasulullah SAW, terbiasa menjahit sendiri baju-bajunya yang sobek dan berlubang, menyapu, memerah susu, berbelanja, membetulkan sepatu dan kantung air, memberi makanan ternak dan juga memasak roti dengan isteri dan sahabat.
Gambaran lain, keseharian Rasulullah SAW juga bisa kita dapatkan dari hadis berikut :
“Tidaklah beliau itu seperti manusia pada umumnya, beliau menjahit bajunya, memerah kambing dan melayani dirinya sendiri". (HR. Tirmidzi). Dalam riwayat Ahmad ada juga hadis yang identik dengan bunyi hadis diatas, tapi ada tambahan redaksi "... dan menimba air".