Tidak hanya di partai puncak saja, Italia melakukan praktik furbizia. Pada babak 16 besar atau perdelapan final, praktik furbizia malah menjadi kunci  kemenangan kontroversial Italia 1-0 atas Australia.  Â
Australia yang sejak menit 50 unggul jumlah pemain, karena Marco Materrazi mendapatkan kartu kuning kedua, tetap tidak bisa menembus kokohnya pertahanan Italia dan akhirnya harus benar-benar gigit jari, setelah pada masa perpanjangan waktu di babak ke-2 hanya tinggal menunggu beberapa detik untuk mendapatkan peluang melalui perpanjangan waktu dan atau kemungkinan tos-tosan alias adu pinalti, drama akhirnya terjadi.
Diving Fabio Groso pada detik-detik akhir permainan berbuah pinalti untuk Italia dan "Sang Pangeran Roma", Fransesco Totti yang mengeksekusi tendangan 12 pas tersebut pada menit 90+5, akhirnya mencatatkan namanya di papan skor setelah berhasil menjebol gawang Australia yang di kawal oleh Mark Schwarzer, penjaga gawang kontestan Liga Primer Inggris, Middlesbrough.
Tentu saja, kemenangan Italia dengan cara yang dianggap tidak fair ini mendapatkan cibiran dari banyak pihak dan sepertinya juga tidak akan pernah dilupakan oleh squad asuhan Guss Hiddink yang saat itu juga bisa dibilang sebagai masa emasnya the socceroos. Kecuali duo bek, Michael Beauchamp (Central Coast Mariners) dan Mark Milligan (FC Sydney) yang bermain di liga domestik Australia, semua materi the socceroos bertebaran di pentas liga sepakbola Eropa.
Baca Juga : Â Bacary Sagna dan "Kisah Perjodohannya" yang Membuat Iri Jutaan Pria di Dunia
Tapi sekali lagi, inilah sepakbola! Selain dramanya memang akan terus hadir seiring laga yang bergulir, sepak bola juga hanya memerlukan menang dan kalah dan saat itu Italia-lah pemenangnya. Titik!
Uniknya, pasca pertandingan yang menentukan langkah Italia tersebut, dengan jujur Fabio Groso akhirnya melakukan "pengakuan dosa" juga. Â "Pertandingan ini sangat berat. Tapi kami perlu melangkah ke babak berikutnya. Bek lawan melakukan sebuah sliding tackle dan hanya sedikit mengenai kakiku. Aku perlu melakukannya. Bagiku itu penalti walaupun sebenarnya tidak."
Tapi Fabio Groso tidak sendirian menjadi "ahli" dari seni furbizia, khususnya untuk spesialisasi diving, karena dari catatan media, banyak sekali punggawa Gli Azzuri yang permah terlibat paraktik furbizia ini, sebut saja Filippo Inzaghi, Alberto Gilardino, dan Francesco Totti dan lain-lainnya.
Kalau sudah begini, terserah anda memaknainya, apakan diving ala Fabio Grosso dan praktik furbizia lainnya memang sebuah seni yang justeru memerlukan skill khusus untuk mempraktikannya di lapangan atau memang bentuk kecurangan yang sejatinya juga memerlukan keahlian khusus untuk melakukannya, agar tidak terlihat wasit!?  Ha...ha...ha...jadi bingung ya!?