Momentum Ramadan yang masih dalam masa pendemi Covid-19 kembali menharuskan kita masih lebih banyak beraktifitas di rumah. Situasi ini jelas menjadi kesempatan emas bagi para orang tua untuk lebih intensif lagi "mendekatkan" anak-anak kepada berbagai aktifitas ibadah, sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Durasi Quality time bersama anak-anak di rumah yang saat ini jauh lebih panjang, bisa dikreasikan dan dikelola menjadi quality time yang efektif bagi mereka untuk terus belajar lebih intens menjadikan setiap detik waktunya bernilai ibadah dihadapan Allah. SWT. Karena sejatinya, semua aktifitas kita memang bisa berpotensi menjadi sarana berbadah kepada Allah SWT.
Baca Juga : Â Meluruskan Kekeliruan Massal "Umat Muslim"
Selain ibadah wajib seperti sholat 5 waktu, puasa ramadan, zakat dan naik haji bagi yang mampu, Islam juga mengajarkan beragam ibadah sunnah atau ibadah yang tidak wajib dilakukan, tapi kalau dilakukan akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.Â
Meskipun ibadah sunnah bersifat pilihan, boleh dikerjakan dan boleh juga tidak dikerjakan, tapi karena potensi pahala yang besar, ragamnya yang sangat banyak, sekaligus manfaatnya yang diyakini bisa menutupi kurang sempurnanya ibadah wajib yang kita lakukan plus bisa menjadi penebal keimanan kita, jelas sangat baik untuk diperkenalkan sejak dini kepada anak-anak.
ibadah sunnah yang jumlahnya sangat banyak inilah yang sejatinya akan membawa kita bisa menjadikan setiap detik waktu kita bernilai ibadah dihadapan Allah SWT. Â
"Kelak beri mereka teladan dan jangan suruh mereka melakukan yang kamu tidak melakukannya!"
Itulah nasehat dari bapak saya, sesaat setelah anak pertama saya lahir dan atas ijin Allah SWT berjenis kelamin laki-laki, yang kelak menjadi amir atau pemimpin bagi keluarganya. Nasehat bapak saya ini menurut saya memang sangat aktual, sehingga saya merasa perlu menulisnya disini.Â
Seperti kita pahami bersama, salah satu kemampuan kodrati seorang anak yang paling menonjol adalah kemampuan untuk meniru dan atau menyontoh, sekaligus mengingat dan berusaha menerapkannya sebatas dalam kemampuannya. Fakta inilah sepertinya yang menjadi dasar dari hadirnya nasehat itu.
Maknanya, potensi besar alamiah anak-anak dalam hal meniru, bisa kita manfaatkan semaksimal mungkin juga untuk memperkenalkan mereka dengan beragam aktifitas ibadah tanpa harus mengeksploitasinya secara berlebihan. Caranya? Dengan keteladanan! Dengan contoh!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!