Jika menyebut "sahabat Rasulullah" semua pasti akan merujuk pada orang-orang terdekat Rasulullah SAW seperti para Kulafaur Rasyidim yang terdiri dari Abu Bakar as Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, serta ratusan ribu tokoh-tokoh Islam lainnya yang hidup semasa dengan Rasulullah dan sempat bertemu langsung dengan beliau untuk ikut serta berdakwah di awal-awal penyebaran Islam, hampir 1400 tahun silam.
Baca Juga : Â Kojima Solusi Praktis Gaya Hidup Sehat ala Rasulullah
Semua sahabat Rasulullah sudah pasti telah meninggal dunia di berbagai wilayah di muka bumi ini yang menjadi ladang dakwah mereka masing-masing saat masih hidup, tapi tahukah anda jika sampai saat ini ternyata masih ada juga  "sahabat" Rasulullah yang masih hidup dan masih segar bugar di tengah-tengah kesendiriannya di gurun pasir yang sangat panas.
Dialah pohon sahabi! Pohon yang sangat tua dan diperkitakan berusia lebih dari 1400 tahun atau lebih dari 14 abad yang lalu. Pohon yang pernah bersentuhan langsung dengan tubuh Rasulullah ini tumbuh di padang pasir Yordania yang sangat panas dan kering, sekitar 150 kilometer dari Kota Amman, ibu kota Yordania.
Kisah pertemuan pohon sahabi dengan Rasulullah dimulai dari tradisi berdagang kabilah-kabilah Arab , termasuk kaum Quraisy, suku yang juga keluarga besar Rasulullah.Â
Sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul, masa kecil sampai remaja Rasulullah, sudah sangat akrab dengan aktifitas berdagang. Beliau sering diajak berdagang oleh pamannya Abu Thalib, bahkan sampai ke negeri Syam yang jauh.Â
Baca Juga : Â Gibraltar Monumen Abadi Keperkasaan Thariq bin Ziyad di Pintu Masuk Benua Biru
Pada suatu waktu, saat dalam misi dagang ke Syam juga, Rasulullah yang saat itu masih kecil atau kira-kira menurut para ulama peneliti berusia antara 9-12 tahun tengah berteduh di bawah sebuah pohon yang rindang dekat perkampungan bersama sang Paman. Tiba-tiba mereka didatangi oleh seseorang bernama Buhaira atau ada juga yang meyebutnya sebagai Bahira, seorang mantan Yahudi yang menjadi rahib Kristen Nestorian dan tinggal tidak jauh dari tempat itu.
Buhaira yang sebelumnya dari kejauhan melihat tanda-tanda alam yang tidak lazim, yaitu awan yang terus bergerak mengikuti rombongan kabilah dagang dari bangsa Arab, langsung teringat dengan tanda-tanda kenabian dalam kitabnya.