Pada suatu hari, Imam Ahmad bin Hambal atau lengkapnya Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Abu 'Abd Allah al-Shaybani yang kelak juga dikenal sebagai Imam Hambali atau Imam Ahmad, salah satu tokoh Imam Mahzab masyhur yang juga salah satu murid terbaik dari Imam Syafi'i yang juga tokoh mazab Syafi'iyah, tiba-tiba ingin sekali mengunjungi Kota Basrah.
Jarak antara Basrah dengan Baghdad tempat tinggal Imam Ahmad yang sama-sama terletak di Irak, menurut perhitungan sekarang adalah sekitar 550-an km. Padahal, selain usia yang tidak lagi muda, saat itu  Imam Ahmad tidak ada hajat dan juga tidak sedang ada janji dengan siapapun di Basrah.
Kuatnya dorongan untuk mengunjungi Basrah tersebut, akhirnya mengantarkan Imam Ahmad untuk pergi sendirian menuju ke Kota Bashrah dengan berjalan kaki. Bisa dibayangkan, betapa beratnya perjalanan pada saat itu!
Baca Juga : Â Kisah Mubarak, Gagal Memilih Anggur Manis yang Berbuah Bidadari
Setelah melakukan perjalanan berhari-hari, akhirnya Imam Ahmad sampai juga dengan selamat di Kota Basrah, kebetulan ketika memasuki waktu Isya tiba. Imam Ahmad-pun langsung mengikuti shalat berjamaah di masjid pertama yang beliau dapati.Â
Selesai shalat berjamaah dan setelah masjid terlihat lengang, karena merasa letih, Imam Ahmad bermaksud tidur di masjid, tapi tiba-tiba penjaga masjid menegur dan melarang Imam Ahmad untuk tidur di masjid karena memang aturan di masjid ini melarang siapapun untuk tidur di dalam masjid.
Si penjaga masjid tidak tahu kalau yang dihadapi adalah Imam Ahmad, ulama besar ahli hadits yang shalih dan zuhud yang namanya dikenal luas di seluruh penjuru jazirah Arab dan negeri-negeri muslim lainnya. Sayang, secara fisik tidak satupun penduduk Basrah yang mengenali beliau dan luar biasanya, karena kerendah hatinya, Imam Ahmad juga tidak ingin mengungkapkan jati dirinya.
Baca Juga : Â Kojima Solusi Praktis Gaya Hidup Sehat ala Rasulullah
Ketika Imam Ahmad ingin beristirahat di serambi masjid, kembali sipenjaga masjid melarangnya. Dengan marah-marah, bahkan si penjaga masjid sampai mdorong-dorong  tubuh tua Imam Ahmad sampai keluar masjid di pinggiran jalan.
Kebetulan, saat itu di dekat masjid ada tukang roti yang sedang membuat adonan roti, melihat kejadian itu dari rumahnya dan tukang roti itu pun memanggil Imam Ahmad agar mau singgah dan beristirahat dirumahnya.Â
"Sialkan tuan menginap di tempat saya, tapi tempatnya kecil". Kata si-tukang roti kepada Imam Ahmad.
 "Baiklah, terima kasih". Jawab Imam Ahmad sambil masuk ke rumah sederhana si-tukang roti.
Imam Ahmad yang duduk di dekat tukang roti yang tengah asyik membuat adonan roti ini, terus memperhatikan perilaku tidak biasa dari situkang roti.
Kalau Imam Ahmad tidak mengajak bicara, maka si-tukang roti ini akan diam dan terus membuat adonan roti, uniknya setiap selesai aktifitas satu dan memulai aktifitas berikutnya, si-tukang roti selalu melafalkan istighfar, astaghfirullah.Â
Baca Juga : Â Kisah Penjual Susu, Pewaris Kesalehan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Saat mencampurkan gula, mengucap astaghfirullah, meletakkan garam, mengucap  astaghfirullah, memecahkan telur, mengucap  astaghfirullah, begitu seterusnya. Si-tukang roti memang mendawamkan ucapan istighfar disetiap aktifitasnya.Â
Melihat apa yang dilaukan si-tukang roti, Imam Ahmad-pun tergerak untuk bertanya, "sudah berapa lama kamu mendawamkan Istighfar seperti itu?".Â
"sudah lama sekali, sejak saya menjual roti sekitar 30 tahun lalu". Jawab si-tukang roti.
"Manfaat apa yang kau dapatkan darai amalanmu itu?", Tanya Imam Ahmad lagi.
"Alhamdulillah, semua hajat yang saya minta dikabulkan Allah, kecuali satu yang masih belum dikabulkan ...". Jawab si-tukang roti lagi.
Mendengar jawaban si-tukang roti, Imam Ahmad semakin kagum sekaligus penasaran, hingga kemudian bertanya, "Apa itu, yang belum dikabulkan oleh Allah SWT?".Â
"Saya berdoa, minta kepada Allah agar dipertemukan dengan imam Ahmad, ulama yang dicintai seluruh negeri". Â Jawab si-tukang roti dengan jujur.
Baca Juga : Â Mereka yang Pantang Berpangku Tangan
Demi mendengar jawaban jujur si-tukang roti, seketika itu juga Imam Ahmad langsung bertakbir, "Allahu Akbar! Masha Allah! Ternyata, Istighfarmu kepada Allah SWT yang telah menggerakkan hatiku untuk menempuh perjalanan jauh dari Bagdad ke Bashrah, bahkan sampai didorong-dorong oleh penjaga masjid itu sampai ke jalanan".
"Masha Allah, Alhamdulillah, tuan Imam Ahmad!?" Giliran si-tukang roti yang terperanjat dan langsung memuji Allah SWT, begitu mengetahui yang berdiri dihadapannya adalah Imam Ahmad, orang yang dimintanya dalam doa-doanya kepada Allah SWT.
Semoga Bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!