Ini yang pertama di sepanjang hidupku, Insha Allah, keluarga besarku akan melakukan selamatan kecil-kecilan tepat di hari ulang tahunku di kediaman ibu.Â
Tapi ibu punya alasan khusus untuk itu, apalagi kalau bukan karena kotak hitam hadiah bapak untukku 13 tahun silam atau saat aku berulang tahun ke-17 tahun. Sesuai pesan bapak saat itu, aku baru boleh membuka sekaligus melihat isi kotak hadiah itu hanya pada saat ulang tahunku ke-30 alias jatuh pada Pebruari kali ini.
Untuk persiapan hari spesial itu, aku sampai minta ijin cuti dari kantor, agar benar-benar bisa menikmati hangatnya kebersamaan bersama keluarga yang sepertinya nyaris tidak pernah kami istimewakan setelah meninggalnya bapak 12 tahun silam.
Baca Juga : Â Mungkinkah "Mantan 2 Sejoli" Ceko dan Slovakia, Mengulang Prestasi Emas 1976?
Maklumlah ya ... 13 tahun menunggu, mengesampingkan rasa penasaran yang terus menyeruak tentu bukan perkara mudah dan pastinya akan membuat nggak karuan rasa jika mulai mendekati hari H-nya, terlebih akulah yang kali ini menjadi aktor utamanya.
Sebenarnya, sejak  bapak meninggal, aku sudah sering merayu ibu untuk sama-sama membuka kotak hitam hadiah dari bapak tersebut, tapi bukannya mendukungku ibu malah marah besar demi mendengar ideku tersebut.
Sejak usaha terakhirku yang juga ditolak mentah-mentah oleh ibu, aku lebih memilih duduk manis dan menunggu waktu itu benar-banar datang dan hari yang kutunggu-tunggu itu benar-benar akan datang seminggu lagi, tepat di ulang tahunku yang ke-30.
Sejam yang lalu...
Saat aku dan istriku tiba di rumah ibu selepas Maghrib, semua sudah siap untuk memulai acara keluarga ini. Panglima, adikku nomor dua dengan isterinya dan Marsekal adikku nomor tiga, ibu dan juga Om Aziz, bapak sambung kami yang sebelumnya juga sahabat karib bapak yang kemudian diterima ibu menjadi imam di keluarga kami, sepeninggal isteri beliau meninggal dunia karena sakit, semuanya sudah duduk manis mengelilingi meja
Setelah baca doa bersama, acaranya langsung dilanjut dengan prosesi yang telah ditunggu sejak 13 tahun silam. membuka kotak kayu hitam legam itu!
"Karena kotak hitam ini hadiah ulang tahun bapak untuk Presiden, jadi ya harus Presiden sendiri yang membukanya!" Kata ibu, sambil memberikan anak kunci dari gembok kecil yang selama ini menjadi segel kemanan kotak kayu berwarna hitam legam yang baru saja ibu keluarkan dari dalam lemari pribadi bapak dan meletakkannya di tengah meja ruang keluarga, tempat kami berkumpul.
Baca Juga : Â Mubaadalah, Konsep "Bapak Rumah Tangga" ala Rasulullah SAW