Lebih dari sembilan tahun Bambang dan Dewi membangun rumah tangga, baru saja dikaruniai seorang momongan. Bersyukurnya lagi, ternyata Allah SWT memberi anak pertama ini sesuai dengan doa-doa mereka, yaitu seorang anak lelaki yang ganteng, pintar dan tentunya sehat.
Tidak heran, jika keduanya begitu menyayangi si Bagas, nama anak mereka, hingga sama sekali tidak bisa lepas dari abah apalagi sama mamanya, bahkan sampai umurnya empat tahunan.
"Ma, mau tidak mau kita terpaksa bergantian manjaga si-Bagas, selama Mbok Nah pulang kampung," Kata Bambang kepada Dewi istrinya yang sedang menyeterika baju milik Bambang yang akan dipakai untuk bekerja.
"Nggak papa mas, itu kan memang tugas kita sebenarnya," kata Dewi sambil terus menyetrika baju.
Meskipun sibuk, Bambang termasuk seorang ayah ideal. Bambang sangat menyayangi putra semata wayangnya tersebut, begitu juga dengan si-Bagas yang lengket layaknya perangko dengan kedua orang tuanya, baik sama abah maupun mamanya, terlebih sejak Mbok Nah pamit pulang kampung.
Baca juga:Â Rezeki Anak Saleh | Uang 100 Juta Dalam Plastik di Tempat Sampah
Apapun yang dilakukan oleh Bambang pasti diikutinya. Bambang mencuci mobil, maka si-Bagas pasti ikut mencuci mobil atau setidaknya ikut main air. Begitu juga jika Dewi mencuci pakaian dan Bagas sedang ikut ibunya itu, pasti dia ikut juga mencuci baju satau sekedar main air didekat ibunya. Bahkan, saat Bambang sedang menimba air sumur, tetap saja si-Bagas tidak mau lepas, dia minta gendong di punggung abahnya.
"Bagaaas ... duduk sebentar di sini ya, abah mau mandi dulu di kamar mandi," Bujuk Bambang pada si-Bagas yang naga-naganya tetap minta ikut abahnya mandi di kamar mandi.
Benar saja, belum sempat mengguyur badanya dengan air, tiba-tiba si Bagas sudah menangis sambil berteriak-teriak memanggil abahnya dari luar kamar mandi. Karena khawatir ada apa-apa, terpaksa si-Bagas dibawa masuk ke kamar mandi. Karena sudah diburu waktu, Bambang langsung melepas handuk yang dipakainya menutupi tubuh bagian bawahnya saat mengambil Bagas di luar kamar mandi tadi.Â
Melihat abahnya mandi telanjang si Bagas hanya diam dan lebih memilih memperhatikan abahnya yang buru-buru menyiram tubuhnya dengan air dan segera menyabuni tubuhnya, begitu seterusnya sampai selesai dan akhirnya membawa si Bagas keluar kamar mandi.Â