Antropogenik (anthropogenic)Â secara sederhana bisa dimaknai sebagai aktivitas manusia baik sengaja maupun tidak sengaja dan dilakukan secara terus-menerus yang ditengarai menjadi salah satu pemicu yang sekaligus bisa mempercepat serta meningkatkan frekuensi dan skala bencana, dalam konteks ini bencana banjir.
Jadi, aktivitas anthropogenic ekuivalen dengan sebuah kebiasaan buruk yang kita lakukan secara kontinyu baik secara individu maupun komunal yang tidak hanya bisa memicu datangnya banjir semata, tapi juga sekaligus sebagai katalis yang bisa mempercepat datangnya bencana banjir, berikut daya rusak dan dampak luasannya semakin besar.
Kebiasaan anthropogenic ini merupakan sisi kontraproduktif manusia sebagai makhluk berakal budi, sekaligus sebuah ironi dari peradaban berbudaya dan bermartabat yang sejauh ini menjadi label sekaligus kebanggaan makhluk yang diciptakan paling sempurna oleh Sang Khalik ini.
Kebiasaan anthropogenic yang berkontribusi terhadap terjadinya bencana banjir secara umum, setidaknya bisa dibagi menjadi dua poros besar, yaitu yang berskala kecil / individual dan yang berskala besar yang memungkinkan melibatkan institusi dan korporat secara komunal yang masing-masing dalam skalanya sendiri-sendiri tentu punya kontribusi yang sebanding dengan potensi terjadinya bencana banjir.
Dalam konteks saat ini, karena posisi dan kewenangan kita secara umum lebih dekat ke poros kebiasaan anthropogenic yang berskala kecil/individual, maka kajian ini akan lebih fokus pada upaya dan usaha mereduksi kebiasaan anthropogenic yang bersifat individual atau perorangan saja.
Tidak menutup kemungkinan dari "upaya personal" ini nantinya bisa menginspirasi yang lain untuk melakukan tindakan yang sama, sehingga kelak bisa meluas dan menjadi program atau gerakan komunal dengan skala dan dampak yang jauh lebih luas.
Untuk ini, saya selalu teringat dengan strategi cerdas ala Aa Gym untuk memulai berubah dan perubahan, yaitu mulai dari sekarang, mulai dari yang kecil (atau yang kita mampu) dan mulai dari diri kita!Â
Kebiasaan anthropogenic berskala besar bisa melibatkan institusi/korporat secara komunal, antara lain bisa dilihat faktanya pada perubahan bentang daratan atau alih guna lahan karena beberapa sebab, seperti karena adanya aktivitas urbanisasi, deforestasi dan aktivitas pertanian-perkebunan skala besar.Â