Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Asal-usul Istilah "Hattrick" dan Kisahku "Tentangnya"

19 November 2020   00:32 Diperbarui: 21 November 2020   19:55 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Zlatan Ibrahimovich Mencetak Gol dengan Gaya Salto | TWITTER.COM/FOOTYACCUMS via bolasport.com

Pencapaian H.H Stephenson yang sangat jarang terjadi dalam pertandingan cricket, dianggap fans dan suporternya sebagai prestasi luar biasa dan sangat hebat. 

Baca Juga: Sepak Takraw, Olahraga Atraktif nan Eksotis yang Minim Apresiasi dan Publikasi                        

Demi mengenang  sekaligus memberi penghargaan kepada pemain pujannya tersebut, para fans rela urunan uang untuk membeli hadiah berupa topi (hat) untuk diberikan kepada H.H. Stephenson.

Itulah awal mula munculnya istilah hattrick, sampai akhirnya populer di ranah olahraga lain seperti sepakbola, polo air dan juga hoki. Uniknya, pada awal istilah hattrick diadopsi di olahraga sepakbola, pemaknaannya relatif sangat sempit, dengan spesifikasi yang sangat-sangat terbatas. 

Pemain bola, baru bisa dikatakan mencetak hattrick jika dia mencetak tiga gol secara berturt-turut dan tidak ada pemain lain yang juga mencetak gol diantara terciptanya gol-gol tersebut, itupun masih harus di persempit lagi dengan elemen tubuh yang dipakai mencetak gol, dengan kepala, kaki kanan atau kaki kiri.

Ronaldo Mencetak Gol dengan Salto | Realmadrid via Bola.net
Ronaldo Mencetak Gol dengan Salto | Realmadrid via Bola.net

Maksudnya, meskipun seorang Pele bisa mencetak 3 (tiga) gol tapi karena waktunya tidak berurutan, karena ada teman yang juga mencetak gol diantara gol yang dicetak Pele atau bahkan pemain lawan yang melakukan gol bunuh diri, maka Pele pada saat itu belum bisa disebut melakukan hattrick. 

Tidak hanya itu, meskipun Pele bisa mencetak tiga gol berurutan, tanpa ada penyela baik kawan maupun lawan yang juga mencetak gol, tapi elemen tubih yang dipakai ntuk mencetak gol berbeda-beda, misal gol pertama memakai sundulan kepala, sedang gol kedua pakai kaki kanan dan gol ketiga memakai kaki kiri (kelak dikenal sebagai perfect hattrick atau golden hattrick), maka hal yang demikian juga tidak termasuk hattrick.

Situasi inilah yang menyebabkan istilah hattrick sangat jarang terdengar di masa lalu, karena kriteria dan spesifikasi hattrick yang sangat sempit, sehingga sangat menyulitkan pemain bola, bahkan seorang striker kelas wahid sekalipun untuk bisa melakukan hattrick, meskipun sejatinya telah mencetak tiga gol. 

Kompasiana Award 2018 | Kompasiana.com
Kompasiana Award 2018 | Kompasiana.com

Hattrick-ku di Kompasiana Award

Kompasiana Award tahun 2020 sebagai bagian dari Kompasianival atau sering juga disebut sebagai "hari lebaran" kompasianer yang diselenggarakan oleh Kompasiana dalam rangka memeriahkan ulang tahunnya yang ke-12.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun