Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Pernah Digelari "Pretty Boys" dan Dipanggil "Cah Ayu"!

24 Oktober 2020   23:53 Diperbarui: 25 Oktober 2020   00:07 2171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu laki-laki? Kok cantik!? Kok bulu matamu lentik!? Kok pakai bedak!? Kok pakai gelang!? dan yang paling repot menjawabnya adalah petanyaan kok pakai anting sebelah?"  Mungkin, kalau saat itu istilah transgender sudah populer dan familiar, mungkin mereka juga akan bertanya "kamu transgender ya!?" He...he...he...

Awalnya saya agak terkejut mendapatkan pertanyaan dan juga pernyataan dari teman-teman baru tersebut, karena teman-teman saya di sekolah yang semuanya memang teman bermain sejak lahir di kampung, sama sekali tidak pernah mempertanyakan itu semua!

Saat itu, saya berusaha untuk biasa saja dan tidak terlalu menaggapi secara serius pernyataan dan juga pertanyaan teman-teman baru tersebut, karena saya beranggapan mereka belum terbiasa saja dengan saya, "cah ayu". Tapi karena intensitas perlomban yang saya ikuti semakin sering,  artinya saya juga akan semakin sering mendapat pernyataan dan juga pertanyaan serupa. Lama kelamaan, akhirnya saya merasa risih juga!

Mrs. KARTIKA EKA H | @kaekaha
Mrs. KARTIKA EKA H | @kaekaha

Rahasia yang Terbongkar

Akhirnya, saya menyampaikan semua yang saya alami  kepada orang tua saya dan jawaban mengejutkan yang selama ini menjadi rahasia besar dalam keluarga, khususnya bagi kedua orang tua saya, akhirnya terbongkar!

Menurut penjelasan beliau berdua dengan bahasa ilustratif yang saat itu relatif mudah saya pahami, beliau memang terobsesi mempunyai anak pertama seorang perempuan! (Sayang sampai sekarang, saya tetap tidak mendapatkan jawaban alasannya). 

Bukti otentiknya menurut beliau adalah nama depan saya "Kartika", sebuah kosakata dari bahasa Jawa kuno/Kawi yang berarti bintang dan umumnya disematkan untuk nama bayi perempuan, sedangkan untuk bayi laki-laki, dalam tradisi penamaan masyarakat Jawa, umumnya huruf vokal terakhirnya adalah huruf "O". Kalau kosakata "Kartika" akan menjadi "Kartiko".

Baca Juga  :   Penting, Kenali Dulu "Jenis Kelamin Nama" untuk Calon Putera-Puteri Anda!                        

Untuk fisik, khususnya wajah dan postur saya yang saat itu lebih mirip perempuan, beliau berdua mengaku tidak memahaminya, hanya saja beliau mengatakan mungkin Allah SWT mengabulkan doa-doa beliau sebatas itu. Maksudnya, beliau memohon dikaruniakan anak pertama bayi perempuan, tapi dikabulkan Allah SWT hanya sebatas "mirip" perempuan, khususnya pada wajah dan fisik (saat itu/saat kanak-kanak)

Sedangkan untuk "aksesoris perempuan" yang beliau sematkan pada tubuh saya, menurut beliau semuanya juga bagian dari obsesi awal beliau untuk memiliki anak perempuan. Uniknya, meskipun begitu beliau tidak mengenalkan dan membiasakan saya untuk memakai pakaian perempuan, walaupun tetap memperkenalkan saya pada aktifitas atau pekerjaan-pekerjaan yang lebih identik  sebagai domain perempuan seperti memasak, mencuci dan menyeterika baju dan lain-lainnya sejak dini.

Balada Kartika Oh Kartika!

Bersyukurnya, drama terkait label "Cah Ayu" dan "Pretty Boys" yang menempel pada diri saya akhirnya terputus ketika saya lulus SD dan melanjutkan sekolah ke level SMP di kota Kecamatan yang scope area rumah tinggal murid-muridnya jauh lebih luas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun