Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Hintalu Tambak", Penguasa Hajat Hidup Urang Banjar yang Semakin Langka

17 Oktober 2020   16:14 Diperbarui: 17 Oktober 2020   21:57 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi Pangan Urang Banjar

Salah satu, keunikan otentik budaya kuliner masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan adalah "kedekatannya" dengan alam serta lingkungan sekitarnya. 

Sebagai teritorial yang sebagian besar wilayahnya didominasi lahan basah, baik berupa rawa lebak maupun sungai dengan berbagai ukuran, tidak heran jika beragam olahan kuliner khas Banjar sebagian besar diramu dari harmoni produk pangan hasil sungai (dan rawa).

Kalau Anda memperhatikan, mayoritas kuliner khas Urang Banjar didominasi oleh jenis olahan berbahan dasar ikan air tawar dan kalaupun ada yang selain olahan dari ikan air tawar, biasanya bahan dasarnya juga tidak jauh-jauh dari hasil sungai (dan rawa), mulai dari jenis sayuran, beras apalagi lauk-pauknya!

Secara tradisi, budaya kuliner masyarakat suku Banjar sebenarnya tidak "mengenal" sayur-sayuran! Apalagi jika sayur-sayuran yang dimaksud adalah jenis sayur-sayuran yang umum dijual di pasar-pasar tradisional di Pulau Jawa, seperti kubis, sawi, bayam, kentang, wortel yang secara general biasa disebut sayuran gunung oleh Urang Banjar.

Gangan Sulur Bunga Teratai (Dokumentasi pribadi @kaekaha)
Gangan Sulur Bunga Teratai (Dokumentasi pribadi @kaekaha)
Kalaupun ada sayur dalam beberapa kuliner khas Banjar, secara umum sifatnya hanya sebagai hiasan pemanis yang porsinya relatif minimalis alias sedikit sekali.

Fakta ini tentu tidak terlepas dari topografi dan ekosistem alam dataran rendah khas Banua Banjar yang tidak memungkinkan untuk budidaya berbagai jenis sayuran konsumsi yang sebagian besar memang tumbuh di dataran tinggi tersebut. 

Meskipun begitu, bukan berarti Urang Banjar sama sekali tidak mengenal sayuran dalam budaya kulinernya. Ini uniknya!

Baca Juga: Kisah Demam Harga, Anomali Sayur "Carter" Pesawat dan Ikan Haruan Seharga Daging Sapi

Sayur-sayuran dalam kuliner asli Urang Banjar memang berbeda dan sebagian besar merupakan produk pangan hasil ekosistem rawa/sungai.

Beberapa diantaranya mungkin asing ditelinga masyarakat umum, seperti batang talipuk atau batang bunga teratai (Nymphae pubescens Willd), Genjer (Limnocharis flava), Kalakai atau sejenis pakis tapi tumbuh di rawa (Stechnolaena palustris), pucuk daun supan-supan sejenis tumbuhan putri malu (Neptunia oleracea) dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun