Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mbah Minto Mengajari Kita untuk Bijaksana!

13 Mei 2020   16:11 Diperbarui: 13 Mei 2020   16:25 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Rasah muleh le, penting duwite mulih!"

 Kalimat berbahasa Jawa diatas belakangan ini begitu viral di media sosial mengikuti ketenaran penuturnya, Mbah Minto, seorang nenek asal Klaten, Jawa Tengah yang video singkatnya melarang anaknya untuk mudik lebih dulu viral. Dalam video tersebut, Mbah Minto memang menunjukkan kebijaksanaan khas "orang tua" yang luwes, masuk akal dan aktual, selebihnya mungkin juga mudah dan murah!

Ketegasan Mbah Minto meminta anaknya tidak mudik karena khawatir menjadi carrier yang bisa membawa sekaligus menularkan Covid 19, merupakan wujud aktualisasi pengetahuan dan kecerdasan Mbah Minto dalam beradaptasi dengan situasi dan kondisi aktual negeri kita yang dalam cengkeraman pandemi covid-19. 

Tidak mau sekedar berwacana dengan memberi "contoh" larangan anaknya untuk mudik dengan alasan yang relevan dan sangat aktual, uniknya Mbah Minto juga memberi jalan keluar alias solusi aktual yang sepertinya paling masuk akal sekaligus yang terbaik bagi anaknya dan siapapun penikmat video simbah Minto tersebut yang sampai hari ini masih galau memikirkan mudik! 

Kalimat "Rasah muleh le, penting duwite mulih!" yang secara umum bisa dimaknai sebagai "nggak usah pulang nak, yang penting uangnya pulang!" inilah solusinya!

Dengan "memulangkan" alias mengirimkan uang kepada orang tua atau siapapun yang memang menjadi tujuan mudik, setidaknya berbagai  kekhawatiran seperti yang dirasakan Mbah Minto, seperti carrier covid-19 dsb. dengan sendirinya tereliminir, selebihnya orang-orang yang kita sayangi juga tetap bisa merayakan indahnya hari raya dengan lebih fleksibel karena bisa memanfaatkan uang yang kita kirim untuk berbagai keperluan yang memang diperlukan.

Belanja offline di Pasar Gambut | @kaekaha
Belanja offline di Pasar Gambut | @kaekaha

Belanja Online VS Offline

Terkait pilihan belanja kado lebaran dengan cara online vs offline yang mungkin menjadi semacam polemik ataupun perdebatan menarik bagi sebagian masyarakat di tengah berbagai pembatasan dan pemberlakuan kedaruratan akibat invasi pandemi covid-19 diseluruh dunia, meskipun sebenarnya tidak terlalu penting, karena tidak termasuk "sesuatu" yang menguasai hajat hidup rakyat banyak! Tapi, tetap saja ada unsur baiknya.  

Adanya berbagai wacana yang muncul berikut pendalihannya, setidaknya akan semua pihak yang berkepentingan untuk berpikir secara lebih kritis, praktis, aktual dan tentunya masuk akal. Dengan begitu, nantinya justeru akan muncul konklusi aktual yang diakui juga difahami secara komunal yang didasari dari fakta-fakta yang juga aktual kekinian. 

Tapi, sebelum terlalu jauh berpolemik, tidak ada salahnya mempertimbangkan usulan "tersirat" nan bijaksana dari Mbah Minto seperti dalam rilisan  video pendeknya yang tengah viral di jagad maya atau sedikit yang kita bahas diatas!  Selain kebijaksanaan khas "orang tua" yang luwes, masuk akal dan aktual, selebihnya Mbah Minto juga menawarkan solusi yang relatif mudah dan murah untuk kita! Mau?

"Rasah muleh le, penting duwite mulih!" kalimat itulah yang sepertinya akan membantu meredakan polemik belanja kado lebaran dengan cara online vs offline.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun