Khusus untuk olahan jamu paitan atau jamu pahit, masyarakat di kampung ibu saya meyakini, jika manfaat lebih sempurna dari jamu paitan bisa didapat jika menggunakan bahan baku jamu dari daun pohon pepaya jantan yang biasa disebut masyarakat dengan sebutan kates gantung. Olahan jamu paitan dari daun kates gantung ini, rasanya memang jauh lebih nendang alias super pahit.
Pohon pepaya jantan atau kates gantung, umumnya dikenali dari munculnya bunga pepaya berwarna kuning pucat yang tumbuh pada tangkai panjang menjuntai di sekitar pucuk/tempat tumbuh batang tangkai daun.
Seperti layaknya, biota berkelamin jantan lainnya, kates gantung pada umumnya juga tidak menghasilkan buah. Kalaupun sesekali menghasilkan buah, buah ini dipastikan mandul atau tidak menghasilkan biji subur.
Memanfaatkan Bunga Pepaya Kates Gantung
Jika anda mengamati ragam olahan sayuran untuk teman bersantap khas Urang Banjar, tentu anda mahfum jika sebagian besar diantaranya merupakan jenis sayuran yang relatif tidak umum atau jarang ditemui khususnya di Pulau Jawa yang sejauh ini biasa dijadikan parameter dari ukuran "keumuman" tersebut.
Sebagai contoh, sayur bunga tigarun (Crataeva adansonii), sayur supan-supan (Neptunia oleracea), kalakai (Stechnolaena palustris), Genjer (Limnocharis flava) sampai batang tilapuk atau sulur teratai (Nymphae pubescens Willd).
Maklum saja, karena bumi Kota 1000 Sungai yang didominasi oleh lahan basah permanen berupa sungai dan rawa, lebih mendekatkan kami Urang Banjar pada ragam kuliner dengan bahan baku yang tidak jauh-jauh dari perairan darat, rawa dan sungai.
Baik sayuran, seperti tersebut di atas yang semuanya tumbuh di lingkungan berair, terlebih lagi ragam ikan-ikanan dan juga spesies unggas yang habitatnya dilingkungan perairan. Ada yang tahu apa saja jenisnya, coba deh tebak aneka unggasnya!?
Baca Juga : Ini Mandai, "Daging Buatan" dari Kulit Cempedak Khas Kalimantan Selatan
Tapi tunggu dulu! Sekitar 20 (dua puluh) tahun lalu, ketika pertama kali menginjakkan kaki di bumi Borneo bagian tenggara yang sekarang kita kenal sebagai Kalimantan Selatan, saya justru menemukan kuliner anomalis atau tidak umum (setidaknya menurut saya) di Kota 1000 Sungai, yaitu ragam kuliner berbahan bunga kates gantung, seperti pepes bunga kastela yang disebut urang Banjar sebagai pais bunga kastela yang juga berisi ikan, urap-urap bunga kastela dan juga tumis bunga kastela.