"Dunia memang tak selebar daun kelor "
Seloka diatas sengaja saya tempatkan sebagai pembuka kisah nostalgia saya dengan tetek-bengek terkait dengan kereta api, moda transportasi yang menurut saya dari segi penamaanya sebenarnya sudah salah kaprah!
Lha wong sudah pakai mesin diesel raksasa tetap saja masih disebut kereta api yang pastinya merujuk pada kereta bermesin uap yang dari cerobongnya selalu mengeluarkan asap hitam membumbung tinggi plus jelaga hitam yang biasanya juga sukses menempel di bagian badan kepala kereta tempat masinis kereta bekerja.
Tahukah anda, dari jelaga berwarna hitam yang banyak menempel di badan kereta inilah julukan Si-Hitam akhirnya menempel pada Kerta api?
Jujur, baru beberapa bulan terakhir teknologi komunikasi bernama Whats App alias WA mempertemukan saya dengan teman-teman saya semasa duduk di bangku SD  yang semuanya teman-teman sekampung dan juga sepermainan yang sejak lulus dan berpisah di akhir 80-an, sekarang telah terdiaspora hampir ke seluruh penjuru nusantara dan sebagian malah ada yang  sampai menetap dan beranak-pinak di beberapa negara tetangga.
Dari obrolan nostalgia kami yang masih saja hangat sampai hari ini, setidaknya ada tiga sampai empat hal yang paling tidak bisa kami lupakan dalam kebersamaan di masa kecil kami di kampung yang terletak di bagian timur laut kaki gunung Lawu tersebut, yaituÂ
Pertama, beragam pesawat tempur (F-5 Tiger, hawk, belakangan juga  F-16, sukhoi dan yang lainnya) yang bermarkas di Lanud Iswahyudi, pangkalan udara militer yang jaraknya hanya sekitar 2 km dari kampung kami.Â
Jujur kami akui, meskipun kami sejatinya memang wong ndeso, tapi sejak kecil kami sudah akrab dan terbiasa melihat sosok beragam pesawat tempur pengawal kedaulatan angkasa Indonesia, termasuk ragam atraksi akrobatik berbagai jenis pesawat tempur tersebut di udara dan juga terjun payung pasukan khas TNI AU di atas kepala kami. Â
Makanya tidak heran jika kemudian sebagian besar pemuda-pemudi kampung kami sebagian besar terinspirasi dan akhirnya bercita-cita menjadi tentara, khususnya TNI AU yang jatuhnya bisa menjadi pilot pesawat tempur, tentara atau kesatuan lainnya dan menariknya, sebagian besar atau bahkan semuanya benar-benar menjadi kenyataan, kecuali saya yang memang sama sekali nggak berbakat jadi tentara! He...he...he...